Mohon tunggu...
Ira Pranoto
Ira Pranoto Mohon Tunggu... Guru - Ibu Rumah Tangga

Menebar kebaikan lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerita Rakyat | Teluk Awur

17 Mei 2021   10:16 Diperbarui: 17 Mei 2021   10:35 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Pengawal, paksa dia!"

Seorang perempuan tentu tak mampu melawan lima laki-laki berbadan tegap. Rara Kuning dibawa paksa menghadap sang raja.

"Kami menghadap, Paduka." Patih menghaturkan sembah pada sang raja.

"Bagaimana, Patih. Engkau sudah menemukan perempuan dalam lukisan tersebut?"

"Sampun, Paduka. Menika piyantunipun." (Sudah, Paduka. Ini orangnya).

Raja Jaka Wangsa memandang Rara Kuning yang memalingkan wajah ke kiri.

"Baiklah, Patih. Engkau bisa kembali ke rumahmu sekarang."

"Matur sembah nuwun, Paduka." (Terima kasih banyak, Paduka).

"Sapa asmamu, Nisanak?" tanya  raja dengan nada lembut.

"Rara Kuning, Paduka."

"Seliramu ancen ayu temenan, Nisanak." (Dirimu memang benar-benar cantik, Nisanak).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun