"Pengawal, paksa dia!"
Seorang perempuan tentu tak mampu melawan lima laki-laki berbadan tegap. Rara Kuning dibawa paksa menghadap sang raja.
"Kami menghadap, Paduka." Patih menghaturkan sembah pada sang raja.
"Bagaimana, Patih. Engkau sudah menemukan perempuan dalam lukisan tersebut?"
"Sampun, Paduka. Menika piyantunipun." (Sudah, Paduka. Ini orangnya).
Raja Jaka Wangsa memandang Rara Kuning yang memalingkan wajah ke kiri.
"Baiklah, Patih. Engkau bisa kembali ke rumahmu sekarang."
"Matur sembah nuwun, Paduka." (Terima kasih banyak, Paduka).
"Sapa asmamu, Nisanak?" tanya  raja dengan nada lembut.
"Rara Kuning, Paduka."
"Seliramu ancen ayu temenan, Nisanak." (Dirimu memang benar-benar cantik, Nisanak).