Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote, Meredam Langit | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Notifikasi Terakhir

5 September 2025   09:09 Diperbarui: 4 September 2025   18:06 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by kote baeza: https://www.pexels.com

Seandainya aku tanya, "Kenapa Ma? Serius nih, ke UGD aja." Seandainya aku video call. Seandainya aku nggak terlalu bangga dengan kesibukan yang sebetulnya bisa ditunda.

Air mataku menetes ke layar HP Mama.

"Maaf, Ma. Maaf Andi terlambat. Maaf Andi selalu bilang sibuk. Maaf..."

Tapi Mama sudah nggak bisa dengar lagi.

Tiga hari kemudian, setelah pemakaman, aku duduk sendiri di kamar Mama. Semua masih tertata rapi seperti biasa. Buku resep masakan tulisan tangannya, foto-foto keluarga di dinding, dan HP yang masih penuh daya.

Aku buka galeri HP Mama. Ternyata penuh foto makanan. Rendang, soto ayam, klepon, gudeg. Semua makanan favorit aku dan Kakak Rina. Di setiap foto ada caption: "Buat Andi kalau pulang nanti" atau "Rindu masak buat anak-anak."

Ada folder khusus bernama "Andi Kerja". Isinya screenshot LinkedIn ku, foto kantor yang pernah aku kirim, bahkan story Instagram aku lagi presentasi. Mama bangga dan dokumentasi setiap pencapaian kecilku.

Yang paling menyakitkan, ada draft pesan yang nggak pernah dikirim:

"Dek, Mama tau kamu sibuk banget. Tapi kalau ada waktu sebentar aja, video call sama Mama ya? Mama kangen banget sama kamu. Mama lagi nggak enak badan, takut kenapa-kenapa. Mama cuma pengen denger suara anak Mama."

Draft itu dibuat seminggu lalu. Mama ngetik tapi nggak jadi kirim. Mungkin takut ganggu aku yang selalu bilang sibuk.

Aku scroll lagi. Ada screenshot percakapan grup keluarga yang Mama simpan. Chat-chat pendek dariku yang cuma "oke Ma" atau "iya, nanti". Mama screenshot dan save satu per satu. Mungkin buat dia, setiap balasan singkat dariku itu berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun