Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote, Meredam Langit | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Notifikasi Terakhir

5 September 2025   09:09 Diperbarui: 4 September 2025   18:06 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by kote baeza: https://www.pexels.com

Padahal yang namanya sibuk itu relatif kan? Aku bisa scroll TikTok sejam, tapi nggak bisa dengerin cerita Mama lima menit.

"Andi ke sana sekarang, Ma. Tunggu ya."

Aku tutup laptop tanpa save file yang tadi dikerjain. Mba Sari melongo pas aku bilang mau izin pulang mendadak.

"Tapi laporan Pak Direktur?"

"Nanti aku kirim via email."

Sesampainya di RS, aku berlari ke ruang ICU. Dokter baru saja keluar dari dalam dengan wajah kusut.

"Dokter, gimana keadaan Mama saya?"

"Anda keluarga pasien Ibu Siti?"

"Iya, Dok. Saya anaknya."

Dokter itu menghela napas panjang. "Maaf, kami sudah berusaha maksimal. Tapi kondisi Ibu sudah terlalu kritis. Diabetes dan hipertensinya sudah stadium lanjut. Seharusnya kontrol rutin dari jauh-jauh hari."

Dadaku sesak. "Maksudnya gimana, Dok?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun