Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote, Meredam Langit | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Notifikasi Terakhir

5 September 2025   09:09 Diperbarui: 4 September 2025   18:06 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by kote baeza: https://www.pexels.com

Aku ingat bulan lalu, Mama pernah bilang sering haus dan sering pipis. Waktu itu aku lagi WFH, sambil zoom meeting sambil dengerin Mama cerita. Aku cuma angguk-angguk sambil mute mikrofon.

"Mungkin kebanyakan minum air putih, Ma," jawabku asal waktu itu.

Sekarang aku merasa seperti ditampar.

HP ku berdering. Mama.

"Halo, Ma?"

"Dek, Mama di rumah sakit. Tensi tinggi, dokter bilang harus dirawat dulu."

Suaranya lemah. Beda banget sama Mama yang biasanya cerewet nanyain kapan nikah, kapan pulang kampung, udah makan belum.

"Mama di RS mana? Andi langsung ke sana."

"Nggak usah, Dek. Mama tau kamu sibuk. Kakak Rina udah dalam perjalanan dari Surabaya."

Sibuk. Kata yang selama ini jadi alibi untuk segala hal.

Sibuk jadi alasan kenapa aku jarang pulang kampung. Sibuk jadi alasan kenapa video call keluarga cuma sebentar. Sibuk jadi alasan kenapa aku lebih sering chat sama teman kerja daripada chat sama Mama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun