Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Mendalam Pada Pendidikan Pancasila; Dari Hapalan Menuju Makna (Konsep, Aplikasi, dan Asesmen)

21 September 2025   22:48 Diperbarui: 21 September 2025   22:48 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara sederhana, pembelajaran mendalam adalah model pembelajaran yang menekankan tiga hal pokok:

  1. Kesadaran -- Siswa diajak menyadari makna nilai Pancasila, bukan sekadar mengulang kata-kata. Misalnya, menyadari bahwa gotong royong bukan hanya kerja bakti, tetapi juga solidaritas yang membuat hidup bersama menjadi lebih ringan.
  2. Kebersinambungan Makna -- Nilai Pancasila tidak diajarkan terpisah dari kehidupan siswa. Setiap materi harus dikaitkan dengan pengalaman nyata, baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat.
  3. Kegembiraan Belajar -- Prosesnya tidak kaku dan membosankan, melainkan menyenangkan, penuh dialog, dan menumbuhkan keterlibatan aktif siswa.

Dengan kerangka ini, pembelajaran Pancasila beralih dari model transfer pengetahuan menuju model yang membangun pengalaman, pemahaman, dan refleksi.

Aplikasi Pembelajaran Mendalam

Bagaimana strategi penerapannya di kelas? Mari kita lihat melalui tiga pendekatan: pemahaman, aplikasi, dan refleksi.

1. Pemahaman: Menggali Konsep dan Makna

Tahap pertama tentu tetap memperkenalkan nilai-nilai Pancasila secara konseptual. Namun, pendekatannya tidak hanya dengan ceramah. Guru bisa menggunakan metode diskusi, cerita inspiratif, analisis kasus, hingga permainan edukatif.

Contoh: ketika membahas sila ketiga "Persatuan Indonesia", guru bisa memutar video singkat tentang keberagaman budaya Nusantara. Siswa diminta menuliskan kesan pertama mereka, lalu mendiskusikan mengapa perbedaan seharusnya tidak memecah belah.

Di sini, siswa bukan hanya tahu bahwa "Persatuan Indonesia itu penting", tetapi juga mulai merasakan alasan keberadaannya dalam kehidupan nyata.

2. Aplikasi: Menghidupi Nilai

Nilai Pancasila baru akan bermakna jika dialami. Karena itu, tahap kedua adalah aksi nyata.

Contoh:

  • Saat membahas nilai gotong royong, siswa tidak hanya diminta menulis definisinya, tetapi juga melakukan kegiatan nyata: membantu piket kelas, membersihkan lingkungan sekolah, atau bersama-sama membuat proyek kelas.
  • Saat membahas keadilan, siswa bisa diajak melakukan simulasi pembagian tugas yang adil atau permainan peran (role play) untuk memahami rasa ketidakadilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun