Seperti akan mencuri cinta, jaka menjadi sering sekali mengunjungi fee yang sedang sakit. Jaka melihat fee yang terbaring di atas kasur dengan perut yang semakin membuncit, meskipun begitu sama sekali tidak meredamkan hasrat cintanya.Â
Bagi jaka, fee telah banyak mengajarinya tentang arti kehidupan yang sesungguhnya dan cinta itu sendiri. Jaka pun menunggu momen indah itu sampai fee benar-benar sehat kembali.
Beberapa waktu kemudian kesehatan fee telah berangsung pulih. fee sudah sering menghubungi jaka lewat telpon. Perbincangan mereka masih tetap untuk mengenang masa-masa sahabatan dulu. Jaka terus saja mencoba untuk mengajak fee untuk bertemu. Lewat telpon keduanya berbincang-bincang.
" jak... makasih ya udah sering ngunjungi aku pas sakit"
" iya fee.. gak masalah, nggak usah dipikirin lagi. Yang penting kamu sudah sembuh kan?"
" he'em, udah jauh baikkan jak. Kangen nih sama kamu, kapan kesini lagi, temenin aku. kangen waktu masa-masa kuliah kita dulu"
" iya fee, secepatnya wes. aku juga kangen sama kamu."
Lanjut jaka, "aku pengen ngomong sesuatu sama kamu fee".
"ngomong tentang apa jak? "
"ada wes, rahasia ya.. pokoknya aku akan ngomong kalo kamu udah benar-benar sembuh"
"uem... jangan bikin penasaran dong jak. Iya aku akan cepat sembuh kok"