- Sadarlah kawanku.... Aku tidak ingin membuatmu syirik kepada Tuhan Karena cintamu kepadaku.
Sejak saat itu jaka tidak pernah lagi ingin bertemu dengan fee. Jaka memilih untuk mengikuti pamannya ke desa senduro, kabupaten lumajang. Perpisahan mereka berdua menjadikan persahabatan erat yang pernah terjalin berakhir seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Setelah itu, Jaka menjadi semakin menjauh dari kepercayaannya tentang agama. Kehidupannnya hanya terfokus untuk mencari kekayaan dan kepuasaan dunia. Dari sinilah babak baru cerita yang saya buat ini bermula.
Tahun 2013, jaka baru saja diterima di salah satu perguruan tinggi swasta di kabupaten lumajang. Prestasi belajarnya sudah tidak diragukan lagi, sejak kecil jaka sudah terbiasa mendapatkan juara.Â
Sanjungan adalah camilan setiap hari dalam hidupnya. Suatu kepastian kalau tidak juara dua, dialah yang pasti juara satu. Angka tiga seperti menjadi kutukan tersendiri buat jaka, dia percaya dunia hanya akan menghargai orang terbaik no.1, dan sedikit meremehkan orang no.2, sedang nomer tiga dan seterusnya adalah pecundang.
Suatu hari di kampusnya, jaka bertemu dengan wanita yang sangat tidak menghargai dirinya. Wanita itu sangat berantakan, hidupnya jauh sekali dari prestasi, bahkan untuk berdisplin saja rasanya itu tidak mungkin terlihat darinya.
Jaka juga sangat membencinya. Tapi, tidak disangka wanita itu satu kelas dengan nya. Saat perkenalan awal di kampus, ternyata dia bernama fee. Keduanya pun bertemu setiap kali ada jam kuliah.Â
Sampai pada saatnya, pertemuan itu terjadi karena sebuah lotre. Lotre untuk pemilihan anggota untuk tiap-tiap kelompok belajar. Yang lebih parah, jaka sangat menyesal ketika pemilihan ketua kelompoknya, ternyata fee yang mendapatkan voting tertinggi. Akhirnya fee mendapatkan jabatan tertinggi itu, dia pun menunjuk jaka di posisi yang paling rendah, pembantu umum. Hampir setiap ada kerja kelompok di kampus, jaka selalu dijadikan pesuruh oleh fee. Kebencian itu pun menjadi semakin memanas diantara keduanya.Â
Sampai suatu hari, dalam pementasan ide drama dari kelompoknya, fee tetap tidak mengajak jaka untuk masuk dalam daftar pemeran inti. Dia hanya membagi tugas untuk jaka sebagai dekorator panggung.Â
Nasib sial nampaknya menimpa jaka setelah bertemu dengan fee. Selesai pementasan drama, beruntung kelompok jaka dan fee masuk sebagai juara 1. fee pun berencana merayakan kemenangannya besok malam di rumahnya. Undangan pun informasikan kepada semua anggota kelompok, termasuk fee juga mengajak jaka untuk ke rumahnya.
Keesokan harinya, fee mulai mempersiapkan segala keperluan untuk acara nanti malam. Fee memang tergolong dari kalangan orang kaya, rumahnya megah, mobil, dan segala macam perabotan mahal menjadi koleksi pribadinya. Tidak lupa foto-fotonya di berbagai tempat pariwisata kab. lumajang juga banyak terpajang di dinding rumahnya.Â
Sayangnya, ibu dan ayahnya telah meninggal sejak ia masih umur 3 tahun. Dia saat ini hidup bersama adik semata wayangnya.