"ya bukannya gitu jak, itu semua aku lakuin melihat cara kamu aja bergaul dengan teman-teman kita. Toh itu kan Cuma di tim, masak gitu ajah kamu masukin ke hati.."
"yah emang mesti aku masukin dimana lagi coba, uem.. kamu nggak tahu aku ya fee"
"maksudnya"
"aku itu selalu juara loh di dari SD, SMP, SMA" "la trus? Apa "
"loh kok terus? Apa?. Kan keren banget tu fee... gimana sih kamu itu"
"kamu yang gimana jak. Apa kerennya coba?"
"yah, kamu kan sekolah nih. Masak kamu nggak mikirin prestasi" "enggak titik"
"terus mikirin apa kalo gitu fee"
"kalo aku sih sekolah itu bukan soal juara atau nggak juara jak. Tapi sekolah itu tentang mencintai ilmu pengetahuan, mencintai persahabatan, mencintai apa pun yang terjadi pada diri kita. Mengalir saja lah, juara 1 2 3 itu Cuma angka, bodoh banget kalo aku mikirin itu terus sampai bisa menjugde temenku lebih bodoh dari aku."
Lanjut fee, "ayo ke dalam aja jak, ini waktunya bersenang-senang kan. Masak Cuma disini doang".
Fee pun menarik tangan jak yang masih bimbang melihat perlakuan fee padanya. Dia hanya pasrah untuk kembali menikmati pesta itu. Di dalam rumah, pikiran jak sudah tidak ada lagi disitu, melainkan melayang memikirkan jawaban dari fee tadi. Sampai selesainya pesta itu, satu-persatu dari teman-temannya pamit untuk pulang, begitu juga dengan jak.