Mohon tunggu...
Hawin Fizi Balaghoni
Hawin Fizi Balaghoni Mohon Tunggu... Aktivis Kemanusiaan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Alumni Universitas Negeri Surabaya. Pedagang Kecil dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Menulis Menjadi Hobi - Traveler - Marketing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ateis karena Cinta

2 Mei 2018   18:28 Diperbarui: 2 Mei 2018   18:43 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Ateis Karena Cinta

- Beri aku satu kesempatan untuk menciummu, aku yakin perasaan kita akan lebih menyatu, dan dalam kecupan itu biarkan sejenak saja hanya aku yang ada di hatimu !

- bukan seperti itu, aku bisa saja memberikan apapun yang kamu mau, asalkan pada akhirnya kamu benar-benar pergi dari ingatanku kawan..! aku benci berada di tempat ini, aku mencintaimu juga kekasihku. Aku tidak bisa. Maafkan aku.

- lalu jika kamu mencintaiku, mengapa kamu tidak menerimaku? Adakah yang salah dengan pernikahan seorang wanita dengan dua laki-laki?

- sadarkah kamu kita hidup di dunia yang sangat rumit mengartikan cinta?. Jika saja itu mungkin, tapi dapatkah kamu menerima setengah hatiku, sedangkan yang lainnya untuk dia..

- cinta itu semestinya tidak diukur dengan porsi porsi tertentu kan? Sudah berapa lama kamu mengenalku, adakah yang masih kamu ragukan dari cintaku kepadamu?. Semestinya kamu sadar, lebih sakit merasakan seperti ini daripada pilihan yang kamu tawarkan padaku.

- aku mengertimu, tapi tidak jika semua ini harus kuakhiri dengan melawan norma agama kita. Pernikahan seorang wanita dengan dua laki-laki itu tidak diperbolehkan. Kawanku sadarlah diatas cinta ada norma agama.

- Jika benar, mengapa agama tidak mengerti arti cintaku padamu. Apakah agama hanya mengerti arti cinta milik orang lain?

Atau dalam tingkatan itu agama menindih arti cinta ! lebih tinggi, tapi dengan menginjak-injak arti cinta itu sendiri.

- siapa pun ingin memiliki cinta yang sesungguhnya, arti cinta sejati tentu tidak harus diartikan dengan pernikahan kan?. Jodoh itu sendiri berarti misteri, kehidupan ini adalah jawabannya.

- Agama memang kejam, jika saja Tuhan itu lebih cantik dari dirimu, aku ingin memperkosaNYA !

- Sadarlah kawanku.... Aku tidak ingin membuatmu syirik kepada Tuhan Karena cintamu kepadaku.

Sejak saat itu jaka tidak pernah lagi ingin bertemu dengan fee. Jaka memilih untuk mengikuti pamannya ke desa senduro, kabupaten lumajang. Perpisahan mereka berdua menjadikan persahabatan erat yang pernah terjalin berakhir seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Setelah itu, Jaka menjadi semakin menjauh dari kepercayaannya tentang agama. Kehidupannnya hanya terfokus untuk mencari kekayaan dan kepuasaan dunia. Dari sinilah babak baru cerita yang saya buat ini bermula.

Tahun 2013, jaka baru saja diterima di salah satu perguruan tinggi swasta di kabupaten lumajang. Prestasi belajarnya sudah tidak diragukan lagi, sejak kecil jaka sudah terbiasa mendapatkan juara. 

Sanjungan adalah camilan setiap hari dalam hidupnya. Suatu kepastian kalau tidak juara dua, dialah yang pasti juara satu. Angka tiga seperti menjadi kutukan tersendiri buat jaka, dia percaya dunia hanya akan menghargai orang terbaik no.1, dan sedikit meremehkan orang no.2, sedang nomer tiga dan seterusnya adalah pecundang.

Suatu hari di kampusnya, jaka bertemu dengan wanita yang sangat tidak menghargai dirinya. Wanita itu sangat berantakan, hidupnya jauh sekali dari prestasi, bahkan untuk berdisplin saja rasanya itu tidak mungkin terlihat darinya.

Jaka juga sangat membencinya. Tapi, tidak disangka wanita itu satu kelas dengan nya. Saat perkenalan awal di kampus, ternyata dia bernama fee. Keduanya pun bertemu setiap kali ada jam kuliah. 

Sampai pada saatnya, pertemuan itu terjadi karena sebuah lotre. Lotre untuk pemilihan anggota untuk tiap-tiap kelompok belajar. Yang lebih parah, jaka sangat menyesal ketika pemilihan ketua kelompoknya, ternyata fee yang mendapatkan voting tertinggi. Akhirnya fee mendapatkan jabatan tertinggi itu, dia pun menunjuk jaka di posisi yang paling rendah, pembantu umum. Hampir setiap ada kerja kelompok di kampus, jaka selalu dijadikan pesuruh oleh fee. Kebencian itu pun menjadi semakin memanas diantara keduanya. 

Sampai suatu hari, dalam pementasan ide drama dari kelompoknya, fee tetap tidak mengajak jaka untuk masuk dalam daftar pemeran inti. Dia hanya membagi tugas untuk jaka sebagai dekorator panggung. 

Nasib sial nampaknya menimpa jaka setelah bertemu dengan fee. Selesai pementasan drama, beruntung kelompok jaka dan fee masuk sebagai juara 1. fee pun berencana merayakan kemenangannya besok malam di rumahnya. Undangan pun informasikan kepada semua anggota kelompok, termasuk fee juga mengajak jaka untuk ke rumahnya.

Keesokan harinya, fee mulai mempersiapkan segala keperluan untuk acara nanti malam. Fee memang tergolong dari kalangan orang kaya, rumahnya megah, mobil, dan segala macam perabotan mahal menjadi koleksi pribadinya. Tidak lupa foto-fotonya di berbagai tempat pariwisata kab. lumajang juga banyak terpajang di dinding rumahnya. 

Sayangnya, ibu dan ayahnya telah meninggal sejak ia masih umur 3 tahun. Dia saat ini hidup bersama adik semata wayangnya.

Malam hari itu menjadi malam pesta pertama keberhasilan kelompok fee dan jaka. jaka menikmati pesta itu sebagai pesta biasa saja mengingat perannya dalam tim tidak terlalu banyak. Ditengah pesta mereka, jaka ingin menikmati suasana lain dari rumah fee. 

Dia sendirian keluar untuk sekedar berjalan-jalan di taman rumah fee. taman rumah fee cukup luas, yang menarik justru ada kolam kecil yang berisi berbagai ikan hias. Melihat itu jaka terdiam melihat ikan-ikan itu sambil bermain-main air.

Ternyata fee mengetahui hal itu, dia pun tiba-tiba terbesit untuk menghampiri jaka. sesampainya dekat kolam, fee duduk di samping jaka.

"hei... jak, ngapain main-main disini, kok nggak gabung bareng teman-teman di dalam"

"uem.. fee, sorry aku gak izin kamu dulu, tadi keluar dari dalem kesini. Seru juga santai-santai di sini"

"emang sih.. aku juga sering disini.. tapi itu sudah dulu banget.." "waktu dulu sama bapak" lanjut fee. "la trus sekarang ?"

"bapakku itu sudah lama meninggal jak, ibu juga sama. Sekarang aku Cuma sama adikku."

"bukannya aku bermaksud mengingatkan masa-masa itu, sorry ya aku nggak sengaja fee"

"uem nggak apa apa, lupain aja jak. Ehh.. sumpah nggak nyangka aku kamu bisa suka sama tempat dekat kolam kayak gini." "iya.. pasti karena aku kelihatan culun ya?. Fee sebelumnya aku minta maaf lagi, aku juga nggak nyangka kalo kamu tu orangnya kayak gini, tak fikir kamu gimana gitu."

"eh pertanyaanku belum kamu jawab udah bilang maaf maaf maaf terus daritadi, huhh. Emang aku pikir aku orange kayak gimana jak?"

"kamu tu kelihatannya benci banget yah ke aku, masak aku selalu saja di kelompok kamu jadiin pembantu umum, bagian beli-beli makanan, huhh"

"ya bukannya gitu jak, itu semua aku lakuin melihat cara kamu aja bergaul dengan teman-teman kita. Toh itu kan Cuma di tim, masak gitu ajah kamu masukin ke hati.."

"yah emang mesti aku masukin dimana lagi coba, uem.. kamu nggak tahu aku ya fee"

"maksudnya"

"aku itu selalu juara loh di dari SD, SMP, SMA" "la trus? Apa "

"loh kok terus? Apa?. Kan keren banget tu fee... gimana sih kamu itu"

"kamu yang gimana jak. Apa kerennya coba?"

"yah, kamu kan sekolah nih. Masak kamu nggak mikirin prestasi" "enggak titik"

"terus mikirin apa kalo gitu fee"

"kalo aku sih sekolah itu bukan soal juara atau nggak juara jak. Tapi sekolah itu tentang mencintai ilmu pengetahuan, mencintai persahabatan, mencintai apa pun yang terjadi pada diri kita. Mengalir saja lah, juara 1 2 3 itu Cuma angka, bodoh banget kalo aku mikirin itu terus sampai bisa menjugde temenku lebih bodoh dari aku."

Lanjut fee, "ayo ke dalam aja jak, ini waktunya bersenang-senang kan. Masak Cuma disini doang".

Fee pun menarik tangan jak yang masih bimbang melihat perlakuan fee padanya. Dia hanya pasrah untuk kembali menikmati pesta itu. Di dalam rumah, pikiran jak sudah tidak ada lagi disitu, melainkan melayang memikirkan jawaban dari fee tadi. Sampai selesainya pesta itu, satu-persatu dari teman-temannya pamit untuk pulang, begitu juga dengan jak.

---

Hari mulai berganti dengan terbitnya matahari menyapa bumi pertiwi. Ladang-ladang terlihat sumringah menatap cahaya kehidupan yang meneranginya. Atau juga lembaran-lembaran kehidupan baru diantara jaka dan fee yang mulai bersemi. 

Seiring waktu yang cukup panjang, jaka mulai merasakan nikmatnya perbedaan meskipun sampai di ujung perkuliahan fee tetap saja menempatkan jaka di posisi yang sama sekali tidak diinginkannya. Begitu banyak peristiwa yang mereka alami bersama-sama. semuanya menjadi semakin abu-abu, sampai pada saatnya persahabatan itu semakin berbaur dengan cinta.

Dalam hidup fee, seorang jaka hanyalah sahabat yang ia temukan dipersimpangan jalan kehidupannya. Karena sudah jelas, wasiat bapaknya yang mengharuskan fee untuk menikah dengan anak teman bapaknya yang bernama joe. 

Fee dan joe, mereka telah lama menjalin hubungan asmara, bahkan jauh sebelum fee mengenal jaka. joe berprofesi sebagaai vokalis sebuah band. Karir joe sudah cukup menanjak seiring dengan laris terjualnya hasil rekaman lagu-lagunya. Kisah asmara fee dan joe nyaris tidak ada pertengkaran, karena joe sangat mengerti apapun yang dilakukan oleh fee.

Jaka hanya dapat menikmati benih-benih cintanya kepada fee lewat persahabatan. Jaka juga tahu betul tentang hubungan joe dan fee. dari fee jaka belajar banyak tentang arti kehidupan. Fee sering sekali mengajak jaka keluar hanya untuk sharing, atau juga mencari ide-ide baru. Kehidupan jaka perlahan-lahan mulai berubah. Dia tidak lagi culun seperti sedia kala. Jaka sudah dapat meredamkan obsesinya, dia mulai mengerti arti kehidupan bukan untuk terus menerus bersaing, tapi juga keindahan bekerjasama dengan sesamanya.

Waktu berjalan seperti tidak terasa lagi. Tibalah akhir perkuliahannya. Masa mengerjakan skripsi membuat mereka berdua jarang bertemu di kampus. Jaka mendengar kabar dari teman-temannya bahwa fee akan segera menikah dengan joe. 

Keputusan itu mereka ambil karena fee kedapatan telah hamil sebelum menikah dengan joe. Kabar burung itu sangat cepat beredar dikalangan mahasiswa kampus. Semua memojokkan fee yang bersalah, namun jaka tetap saja dengan pendiriannya mencoba memahami peristiwa itu dengan tidak menyalahkan fee maupun joe.

Jaka berniat menemui fee di rumahnya. Sesampainya di rumah fee, jaka melihat fee nampak sakit tertidur di kamarnya dan ditemani dengan joe. Setelah itu, jaka berada di antara mereka berdua.

" hai joe...."

"silahkan duduk jak, fee masih tidur..."

"iya.. gak pa pa...."

"gimana kuliah lancar nih... kapan lulus.."

" belum joe... yah secepatnya lulus wes. Fee gimana hari-hari ini? Sakit apa dia?"

"uem.. ceritanya mungkin dia kecapek an trus demam. Udah gak usah khawatir jak. Santai aja" "iya joe, aku kesini soalnya aku mendengar kabar buruk tentang fee"

"apa itu?"

"di kampus beredar kabar kalo fee telah hamil. Nggak bener kan?"

"uem.. ngobrol di ruang tamu saja jak.. nggak enak disini, takut fee istirahatnya terganggu"

Joe dan jaka pun meninggalkan fee yang terbaring sakit di kamar. Mereka berdua menuju ke ruang tamu. Perbincangan keduanya mulai menemukan titik terang dari kabar buruk tentang fee di kampus. Ternyata berita itu memang benar adanya. 

Namun joe akan bertanggung jawab atas apa yang menimpa fee. mereka akan segera menikah dan fee akan ikut joe untuk tinggal dirumahnya. Joe pun mempersilahkan jaka untuk sering berkunjung ke rumahnya kelak. 

Perasaan jaka semakin tidak karuan. Baginya, fee adalah cinta pertama yang ternyata hanya sebatas menjadi sahabat. Apalagi ditambah pernikahan joe dan fee yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.  Setelah selesai berbincang-bincang, jaka pun pamitan kepada joe. Tidak lupa ucapan titipan salam untuk fee jika nanti sudah bangun dari tidur.

Dalam hati jaka yang tersisa hanyalah cinta yang tentunya tiada akan ada jalan tengahnya. Memendam cintanya akan membuat dia kehilangan kesempatan itu selamanya. Oleh karenanya, jaka menunggu momen indah itu ketika hanya berdua bersama fee. Entah kapan itu terjadi, yang jelas momen itu harusnya sebelum pernikahan fee dengan joe berlangsung.

Seperti akan mencuri cinta, jaka menjadi sering sekali mengunjungi fee yang sedang sakit. Jaka melihat fee yang terbaring di atas kasur dengan perut yang semakin membuncit, meskipun begitu sama sekali tidak meredamkan hasrat cintanya. 

Bagi jaka, fee telah banyak mengajarinya tentang arti kehidupan yang sesungguhnya dan cinta itu sendiri. Jaka pun menunggu momen indah itu sampai fee benar-benar sehat kembali.

Beberapa waktu kemudian kesehatan fee telah berangsung pulih. fee sudah sering menghubungi jaka lewat telpon. Perbincangan mereka masih tetap untuk mengenang masa-masa sahabatan dulu. Jaka terus saja mencoba untuk mengajak fee untuk bertemu. Lewat telpon keduanya berbincang-bincang.

" jak... makasih ya udah sering ngunjungi aku pas sakit"

" iya fee.. gak masalah, nggak usah dipikirin lagi. Yang penting kamu sudah sembuh kan?"

" he'em, udah jauh baikkan jak. Kangen nih sama kamu, kapan kesini lagi, temenin aku. kangen waktu masa-masa kuliah kita dulu"

" iya fee, secepatnya wes. aku juga kangen sama kamu."

Lanjut jaka, "aku pengen ngomong sesuatu sama kamu fee".

"ngomong tentang apa jak? "

"ada wes, rahasia ya.. pokoknya aku akan ngomong kalo kamu udah benar-benar sembuh"

"uem... jangan bikin penasaran dong jak. Iya aku akan cepat sembuh kok"

"iya fee, cepet sehat ya. Miss you"

"miss you too."

Telpon keduanya pun ditutup. Jaka masih terus menanti pertemuan itu dengan fee. perasaan harap-harap cemas terus membayangi jaka.

Sampai pada akhirnya jaka dan fee dapat bertemu kembali. Keduanya seperti ingin terus-menerus menghabiskan waktu hanya dengan bercanda. Fee seperti tiada hentinya ingin mencubit jaka, begitu juga sebaliknya. perasaan itu pun menyatu menjadi nostalgia yang tidak ingin terlewatkan begitu saja. 

Jaka yang melihat fee tersenyum, seperti menemukan kembali harapan melihat keindahan fee setiap waktu. Inilah cinta buat jaka, entahlah jika buat fee kepadanya. Lalu, tibalah saat dimana jaka akan mengungkapkan hal yang selalu dia rahasiakan dari fee, bahwa dia mencintai fee.

Perbincangan itu membuat suasana semakin abu-abu. Jaka nampak tidak puas dengan semua keinginan fee. meskipun fee juga mengakui bahwa dia juga mencintai jaka, namun fee tetap tidak dapat menerima untuk hubungan yang lebih jauh. Dari sini lah jaka menyadari ternyata ada istilah "just love" dalam dunia yang penuh misteri ini. Fee mencoba menyakinkan jaka untuk tetap tidak berubah kepadanya. 

Tapi ternyata jaka mengartikan itu sebagai bentuk kebencian yang mendalam. Sebuah tempat dimana jaka kehilangan semua yang dia impikan tentang kehidupan. Dalam hidupnya, jaka memilih untuk tidak mengenal lagi yang namanya cinta. Meskipun cinta Tuhan untuk dirinya. Jaka lebih percaya cinta itu hanya dongeng, sebuah kata yang hanya ada untuk yang terpilih, dan tentu bukan untuknya.

---

Pernikahan antara fee dan joe pun berlangsung tanpa kehadiran jaka yang diharapkan fee menjadi tamu yang dia tunggu-tunggu. Meriahnya pesta itu nampak tidak semeriah hati fee ketika melihat jaka tidak menghadiri undangannya. Fee merasa ada yang hilang disaat bahagianya tanpa ada sosok jaka yang menemaninya.

Ternyata jaka memang sengaja tidak menghadiri pernikahan fee lantaran keinginannya untuk segera melupakan fee. dalam batin jaka, ia tidak ingin lagi mengenal cinta. Baginya, jika Tuhan memiliki banyak cinta, mengapa Tuhan mengambil bagian cinta fee untuknya. Tuhan tidak pernah adil. Dan jaka menjadi seorang ateis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun