"iya.. gak pa pa...."
"gimana kuliah lancar nih... kapan lulus.."
" belum joe... yah secepatnya lulus wes. Fee gimana hari-hari ini? Sakit apa dia?"
"uem.. ceritanya mungkin dia kecapek an trus demam. Udah gak usah khawatir jak. Santai aja" "iya joe, aku kesini soalnya aku mendengar kabar buruk tentang fee"
"apa itu?"
"di kampus beredar kabar kalo fee telah hamil. Nggak bener kan?"
"uem.. ngobrol di ruang tamu saja jak.. nggak enak disini, takut fee istirahatnya terganggu"
Joe dan jaka pun meninggalkan fee yang terbaring sakit di kamar. Mereka berdua menuju ke ruang tamu. Perbincangan keduanya mulai menemukan titik terang dari kabar buruk tentang fee di kampus. Ternyata berita itu memang benar adanya.Â
Namun joe akan bertanggung jawab atas apa yang menimpa fee. mereka akan segera menikah dan fee akan ikut joe untuk tinggal dirumahnya. Joe pun mempersilahkan jaka untuk sering berkunjung ke rumahnya kelak.Â
Perasaan jaka semakin tidak karuan. Baginya, fee adalah cinta pertama yang ternyata hanya sebatas menjadi sahabat. Apalagi ditambah pernikahan joe dan fee yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Â Setelah selesai berbincang-bincang, jaka pun pamitan kepada joe. Tidak lupa ucapan titipan salam untuk fee jika nanti sudah bangun dari tidur.
Dalam hati jaka yang tersisa hanyalah cinta yang tentunya tiada akan ada jalan tengahnya. Memendam cintanya akan membuat dia kehilangan kesempatan itu selamanya. Oleh karenanya, jaka menunggu momen indah itu ketika hanya berdua bersama fee. Entah kapan itu terjadi, yang jelas momen itu harusnya sebelum pernikahan fee dengan joe berlangsung.