Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Seusai Praktikum Kimia

1 Agustus 2019   15:49 Diperbarui: 2 Agustus 2019   04:58 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fermentasi Etanol (Foto Dokumen Pribadi/Hendro Santoso) 

Saat ini aku harus meluangkan banyak waktu di perpustakaan untuk mendapatkan baha-bahan lietratur bagi proposal skripsiku. 

Ternyata di sana banyak waktu pula yang justru malah membuatku termenung karena bagaimanapun di perpustakaan ini begitu banyak menyimpan kenangan bersama Erika.

Tidak, aku tidak boleh membuang-buang waktuku untuk masa lalu yang tak akan mungkin kembali. 

Aku harus berusaha keras untuk melupakan Erika tapi setiap aku berusaha maka semakin aku tak mampu untuk melupakannya.  Akhirnya siang itu di perpustakaan aku tidak begitu banyak mendapatkan literatur untuk bahan skripsiku.

Dua tahun sudah berlalu sejak peristiwa itu tapi rasanya masih seperti kemarin peristiwa itu terjadi. Erika seakan-akan ada di depanku di ruang perpustakaan ini. 

Ketika aku turun ke bawah menuruni tangga, aku merasa Erika ada disampingku. Sungguh aku benar-benar butuh waktu untuk melupakannya. Ya butuh waktu entah seberapa lama. 

Kampusku sore itu penuh dengan hiruk pikuk mahasiswa yang baru saja usai praktikum kimia. Aku dan Alan seperti biasa bertugas sebagai asistensi praktikum Kimia Dasar. 

Ruang praktikum  sudah mulai lenggang. Alan pamit terlebih dulu karena harus menjemput adiknya pulang les sementara aku masih harus membereskan dan memasukkan ke dalam map  kumpulan kertas laporan. 

Ketika aku mulai bergegas meninggalkan ruangan tiba-tiba seseorang menyentuh punggungku lalu terdengar suara lembut dari seorang gadis.

"Hensa!" seorang gadis memanggilku. Aku menoleh ke arahnya. Ternyata Aini Mardiyah sudah bediri di sana.

"Aini ! kau masih belum pulang?" tanyaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun