" Neny dan kakanya harus bekerja di perusahaan yang baru menerima mereka.Saya ingin buka usaha kecil kecilan dirumah untuk menambah pendapatan, nak Richard tahu,sebantar lagi saya pensiun,dan ikota ini kebutuhannya banyak.." kata beliau
" Selagi saya dapat membantu,Insya Allah saya akan bantu pak...usaha apa itu pak ?" tanyaku
" Saya ingin membuat minyak kelapa,nak Richard bisa memasarkan kan?" tanya beliau
" Oh bisa ,Insya Allah bisa...hal itu bvisa saya lakukan pak" jawabku
Maka,kemudian aku setiap hari berada di rumah Neny,dan semakin hari Neny semakin merasa memiliki aku yang sesungguhnya ,hanya mencinta Wa Aru .
Aku mulai cemas,takut menggoyahkan jiwanya bila tahu aku akan menolak berhubungan lebih jauh.
Selagi dilema itu menerpa,tiba tiba Wa Aru menelpoone dari Wanci
" Abang....ada yang mau melamarku di sini..kalau bisa kamu datang..."  pesannya dengan nada  panik.
" Wa Aru,,,kamu menelpone dari mana ? " tanyaku
" Dari Bau Bau bang...saya di rumah saudara ,kebetulan pejabat kota " jawab  Wa Aru
"Ooh..pantas kamu bisa menelpone,...oh ya,yang melamar itu orang asli dari kampung kita?" tanyaku