Mohon tunggu...
gabriele richard
gabriele richard Mohon Tunggu... Wiraswasta - Komponis,arranger,musisi,penulis

Lahir di kota Purbalingga 15 Mei 1966 Ayah mantan TNI yang pensiun dini untuk mengabdi di dinas Kabupaten Purbalingga,wafat tahun 1981 Ibu seorang wanita desa biasa ,wafat tahun 2016 Satu keluarga terdiri dari sembilan bersaudar,yang bungsu telah wafat di jakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wa Aru, Ada Cinta Untukmu | Novelet Karya Gabriele Richard & The Holy Spirit

14 Desember 2019   16:57 Diperbarui: 14 Desember 2019   17:00 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Begini saudara  Richard,buronan kami dilaporkan sedang berada di sebuah pulau kecil di Sulawesi Tenggara,jadi anda akan kami kawal kesana,nanti jika terbukti ia disana,akan kami sergap dan anda bisa kembali bersama tim buru sergap kami ,tanpa biaya " kata yang diseberang

" Siap pak...Insya Allah saya akan tunjukkan lokasi lokasi yang dapat dijadikan tempat persembunyiannya di sana"

                                                                                                                  *   *    *    *    *

Kapal kami merapat dipelabuhan Bau Bau,selanjutnya kami menggunakan kapal motor menuju pulau Wanci diperairan Wangi Wangi.

Perahu motor berlabuh tepat dibelakang rumah panggung kami,dan malam hari itu kami mengendap endap turun dari kapal motor langusng menuju ruang tamu panggung kami,pasti paman La Ode sedang minum minum bersama buronan Polisi Cibubur.

Ternyata benar,hanya saat itu Ronald sudah mabuk berat mengacungkan sebuah pestol dan menembak kearah rumah di sampingnya....tiba tiba terdengar sebuah jerit yang anita kukenal,Wa Aru...ach..astaghfirullah....!!benar..pasti suatanya..Benar saja,...ia bersimbah darah saat peluru Ronald menembus didnding bambu kamarnya dan tepat menghunjam dadanya..

Anggauta  Polisi segera menyergap Ronald,tapi....nyawaku sudah hampir tercabut dari tubuh.Panik,sedih dan marah berbaur menjadi satu  memeluk W a Aru yang sekarat...

" Baaaang...dingggin" rintihnya,aku berurai air mata....

Ayah wa Aru tiba tiba memeluknya dari arah depanku,ia  menangis sejadinya,spertiku Ya..kami sadar, kami telah kehilangan seseorang yang sangat kucinta.Akupun pingsan,hingga saat Wqa Aru dimakamkan,dan saat aku dibawa kembali ke jakarta oleh petugas 

                                                                                                                   *    *    *    *    *

Neny menunggu di sebuah kursi ,aku berbaring di sebuah zaal rumah sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun