Butir air itu turun deras
Sekali saat pagi itu
Tiupan harapan-harapan
Mulai mengsegerakan untk nafas
Segera berlabuh, Petir mengisyaratkan seolah rindu itu kejam
Sejenak terdiam..
Air hujan semakin deras mengalirnya
Tatapan sayu ini masih teringt
Ketika harapan tak sesuai koridor nya
Betul Betul memang betul
Jangan pernah main-main dengan
Hati, ilusi hati ketika bermain tak ada yang bisa menandinginya
Sekalipun petir menyambar masih tidak bisa menandingi ilusi hati
Air butir demi butir
Tak bisa kulewatkan turunnya hujan
Seperti Rindu, Rindu itu kejam
Engkau juga tau bagaimana kejam
Rindu itu kan?
Apakah ini bukti arti kasih Cinta itu
Mungkin aku baru bisa sadar
Engkau sama sekali tidak
Akan paham dan tidak akan mengerti
Petir Petir!!
Tolong lah sambar laa diriku ini
Dengar atau engkau gak mau dengar
Aku tak bisa hidup tanpamu
(Tarekh Muhammad Iqbal, Mahasiswa Bidikmisi, Sosiologi 2016.)