Jangan remehkan niat baik yang belum sempat dilakukan.
Jangan remehkan air mata yang jatuh dalam doa sunyi.
Tuhan tidak menuntut kita menjadi besar.
Tuhan hanya menunggu kehadiran kita yang jujur.
Karena terkadang, yang kecil bukan tak terlihat---hanya tersembunyi dalam keagungan cinta.
Penutup
Mengubah Hidup Menjadi Dzikir Sunyi
Setelah semua pembahasan ini, mungkin kita mulai melihat bahwa kedekatan dengan Tuhan bukan ditentukan oleh seberapa besar langkah kita, tapi oleh arah langkah itu dan dari kedalaman mana ia dilangkahkan. Bukan soal keramaian amal, tapi kehadiran hati.
Dalam dunia yang mengajarkan untuk tampil, menjadi yang terbaik, dan selalu produktif, kita lupa bahwa Tuhan tak pernah meminta semua itu. Ia hanya meminta satu hal: kesadaran kita.
Kesadaran saat menyapu halaman.
Kesadaran saat menatap wajah anak.
Kesadaran saat menahan amarah.
Kesadaran saat berkata "cukup."
Kesadaran saat berdoa tanpa kata, hanya dengan dada.
Hidup ini bisa menjadi dzikir sunyi, jika dijalani dengan kehadiran batin.
Bahkan diam pun bisa menjadi puisi yang terdengar di langit.
Dalam tasawuf, dikenal konsep "kullu syai'in dzikir"---segala sesuatu adalah dzikir. Tidak ada yang profan. Tidak ada yang sia-sia.
Yang menentukan bukan bentuknya, tapi kesadaran yang menyertai.
Maka, kita tak perlu menunggu momen besar untuk merasa dekat dengan Tuhan.
Tidak perlu menjadi sosok luar biasa, tidak perlu menaklukkan dunia.
Cukup menjadi dirimu yang hadir, tulus, dan sadar.
Karena bisa jadi, langkah-langkah kecil yang kamu anggap remeh... adalah jejak kaki yang membawamu pulang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!