2. Jiwa dan Emosi (Lapisan Tengah)
Lebih dalam dari tubuh, ada jiwa---tempat emosi, luka lama, harapan, dan ingatan tinggal. Di sinilah banyak dari kita tersesat: dalam kemarahan yang tak selesai, dalam trauma yang membentuk sikap, atau dalam dorongan untuk dicintai dan dihargai.
Tasawuf menyebut ini sebagai nafs, yang bisa naik-turun:
-
Dari nafs ammarah (jiwa yang memerintah kejahatan),
ke nafs lawwamah (jiwa yang menyalahkan diri),
hingga nafs muthma'innah (jiwa yang tenang dan diterima Tuhan).
Perjuangan di sini berat, karena musuhnya bukan di luar, tapi emosi yang belum berdamai di dalam.
3. Ruh dan Kesadaran Sejati (Lapisan Inti)
Lebih dalam lagi, kita menemukan sesuatu yang tak pernah rusak: ruh. Ia adalah bagian diri yang mengenal Tuhan bahkan sebelum kita lahir. Di sinilah tempat rindu yang tak bisa dijelaskan muncul. Keinginan untuk pulang, untuk damai, untuk menyatu.
Ini bukan wilayah logika atau emosi. Ini adalah kesadaran murni. Bila jiwa bisa luka, ruh tetap bening---karena ia berasal dari-Nya.
"Dan Aku tiupkan ke dalamnya ruh-Ku..." (QS. Al-Hijr:29)