Di puncak dunia, Mahameru menjulang gagah,
Tinggi dan megah, menantang awan di angkasa.
Gunung semesta, puncak tertinggi di bumi,
Simbol keagungan alam, mengagumkan hati yang lara.
Di kaki gunung, hutan-hutan berbisik,
Menceritakan kisah-kisah zaman yang berlalu.
Jejak langkah perjalanan para pendaki,
Menembus lebatnya rimba, menjelajah keajaiban alam.
Bunga-bunga liar bermekaran di lereng-lerengnya,
Warna-warni yang menari di tengah hijaunya daun.
Air sungai jernih meluncur di antara bebatuan,
Sebagai saksi bisu kehidupan yang tak pernah mati.
Pendaki-pendaki mengukir jejak di setiap tikungan,
Berjalan dengan tekad dan semangat yang membakar.
Melangkah menuju puncak, meraih mimpi di atas awan,
Mahameru, pelukanmu menjadi hadiah terindah.
Di ketinggian, angin bertiup dengan nyanyian anggun,
Menyisir rambut awan, membawa pesan dari langit.
Puncak Mahameru, seolah menyentuh jendela langit,
Memberikan pandangan indah, menaklukkan dunia di bawahnya.
Bagaikan altar alam, Mahameru menatap langit,
Seakan mengajak manusia merenung kebesaran Sang Pencipta.
Di malam yang sunyi, bintang-bintang bersujud,
Menyaksikan keagungan Mahameru, rahasia tak terungkap.
Mahameru, bukan hanya gunung batu dan tanah,
Tetapi petualangan, kehidupan, dan keajaiban.
Puncak tertinggi, tetapi tak pernah terlalu tinggi,
Untuk mereka yang punya tekad dan hati yang kuat.
Mendaki Mahameru, bukan hanya tentang puncak,
Namun tentang perjalanan dan pertemuan dengan diri sendiri.
Gunung mahameru, tanda kebesaran alam semesta,
Merangkul kita dengan keindahan yang abadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI