Kronik masa lalu
Telah usang dimakan waktu
Hitam putih penuh debu
Bersua namamu dalam tintaku
Ku lisankan satu persatu
Tampak kaulah tokoh utamanya
Hadirmu singgah dalam meditasi ku
Hingga membungkam menjadi rindu
Kaulah penakluk cinta dalam kisahku
Sungguh bahagia aku kala itu
Tapi maaf,
Kini ku tetapkan untuk pergi
Bukan karena benci atau
Tak cinta lagi
Hanya, aku telah salah menanam benih
Benih cinta yang tak Dia ridhai
Niscaya Dia melihatku sangsi
Kini ku pilih Dia untuk dicintai
Dengan sebenar-benarnya cita
Untukmu,
Lantang kan doamu dalam hati
Kelak takdir kan menetapkan kampiunnya
Semoga sakral suci terucap, diantara para saksi
Sampai akhir hayat menjadi matriknya
Kini ku serahkan kisahku denganmu pada Dia,
Sang Pemilik Hati