Anehnya dia menuruti permintaan konyolmu. Ia lalu meletakkan topeng kambing itu di atas kepalamu. Saking beratnya sampai kau nyaris terhuyung. Meskipun topengnya telah terbuka tetap saja kau tak dapat melihat jelas bentuk wajahnya karena poni yang menutupi hampir seluruh matanya. Ia pun bertekuk lutut di hadapanmu bagaikan sesosok pangeran sungguhan.
Ia tersenyum tipis seraya berkata, “Asal kau tahu, berabad-abad aku mengunjungi para manusia hanya kau yang tidak takut padaku.”
“Buat apa takut? Kita kan berteman,” ucapmu tanpa ada rasa menyesal sedikitpun. Lalu kau memberikan mahkota dari rangkaian bunga dandelion padanya. Persis yang dibuat Sophie saat itu.
“Semua orang takut kematian tapi kau malah merayakannya, menjadikan Malaikat Maut sebagai teman adalah hal yang dilakukan orang aneh. Caroline, kau manusia paling unik yang pernah kutemui. Sudah sekian lama aku memperhatikanmu dan sekarang dugaanku 100% benar. Kini jiwamu akan bersemayam dalam genggamanku.”