Mata Nova terbelalak kaget, melihat beberapa foto mesranya bersama Dan. Bahkan beberapa ada dengan pose tak senonoh. Di sana ada juga tangkapan layar berisi pesan, yang sangat jelas terbaca. Wajah Nova menegang dan pucat pasi.
"Saya mempunyai duplikatnya di mana-mana. Jika Tante masih mau melanjutkan hubungan terlarang ini, saya akan kirimkan kepada Om Jojon!" ancam Rindu dingin.
"Mengirim apa, Mbak Rindu?" tanya Om Jojon tiba-tiba sudah berdiri di belakang Nova.
Rindu sangat kaget mendapati hal di luar dugaannya itu, jika suami Tante Nova tengah berada di rumah. Tampak mata Om Jojon sudah terbelalak melihat hamparan foto yang berada di atas meja. Beberapa lembar foto, sengaja diprint dengan ukuran besar, jadi sangat jelas ditangkap mata.
"Eh, apa-apaan, ini?" tanya Om Jojon geram.
Tangan Nova berusaha meraih lembaran itu dengan tangan gemetaran. Air mata sudah mengalir deras di wajahnya yang pucat pasi.
"Nova?" bentak Om Jojon keras.
"M-mmmaaf, Mas!" sahut Nova gemetaran.
"Mbak Rindu, bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Om Jojon sembari meraih beberapa foto dengan gemetaran, dia juga membaca print beberapa pesan antara Dan-Nova yang teramat vulgar, "Kenapa juga tidak memberitahukan saya?" tanya Om Jojon terdengar seperti keluhan.
"M-mmmaaf, Om! S-sssaya...," sahut Rindu bingung.
"Kalo saya tidak tepat berada di rumah sekarang ini, dan melihat semuanya, mungkinkah Mbak Rindu merahasiakan ini?" tanya Om Jojon dengan tatapan yang tak bisa diterka.