Rindu gelagapan mendapati sorot mata Om Jojon, yang tampak terpukul, marah dan juga terluka itu.
"Om, lebih baik saya pulang saja, ya? Maaf, Tante, saya bener-bener tak tahu kalo Om, ada di rumah, permisi!" ujar Rindu seraya bangkit dan bergegas meninggalkan ruangan itu.
"Ya, hati-hati di jalan, Mbak!" sahut Om Jojon yang kemudian beralih, menatap istrinya dengan kilat kebencian dan rasa jijik.
Rindu segera menaiki motor matiknya dan kembali ke kantor. Dadanya sangat sesak. Dia ingin menangis dan menjerit, tapi ditahannya.
Kembali ditelannya rasa sakit itu sendiri. Mencoba fokus pada pekerjaannya.
Sepulangnya dari kantor, terlihat mobil Dan sudah terparkir manis di parkiran komplek rumah mereka. Betapa terkejutnya Rindu, melihat Dan meringkuk di sofa dalam keadaan babak belur.
Dalam diam Rindu merawat luka Dan. Dia juga tak mau memandang mata Dan. Tangan Rindu lembut membasuh semua luka, tanpa bertanya. Tiga hari Rindu tak masuk kerja, karena Dan demam. Rindu terus merawat dan melakukan tugasnya sebagai istri yang baik.
Dan menangis, meminta maaf dan memohon kesempatan lagi. Rindu memberikannya, karena biar bagaimanapun Dan suaminya, laki-laki yang dipilihnya untuk menemaninya.
Rindu keluar dari pekerjaannya, untuk fokus membina rumah tangga dengan suaminya. Mereka mulai menjalani program memiliki momongan. Namun, setelah setahun berlalu, hingga Rindu mengandung dan melahirkan, Dan kedapatan selingkuh kembali.
Parahnya, kini semua kegiatan haramnya itu diposting ke sosial medianya. Tanpa rasa malu sedikitpun, Dan memamerkan kemesraannya dengan perempuan yang jauh lebih muda.
Rindu memeluk Ardi, menatap wajah polos bayinya dan tersenyum.