Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kursi Kosong dan Penanda Kosong

27 September 2022   14:05 Diperbarui: 8 Oktober 2022   16:13 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : detik.com, 08/06/2022

Berlapis-lapislah kenampakan wujud kursi kosong dalam stadium kosong. 

Pemandangan cukup langkah sulit dihindari dalam arena, yang melibatkan banyak orang, tetapi permainan olimpiade dijejaki oleh hari-hari sepi dari penonton tidak secara langsung lagi menyaksikan dari dekat karena hanya ketersediaan kursi kosong.

Demi memutuskan rantai penularan virus, tidak ada lagi tepuk tangan atau sorak sorai dari penonton yang tampil di stadium. 

Kursi kosong lebih dibiarkan menghuni ruang nampak berteman sepi hingga satu masa akan menandai pemulihan keadaan yang ditunggu kemunculannya.

Kehadiran penonton memiliki tantangan tersendiri tentang bagaimana kursi kosong menyertai sebuah kenampakan pergerakan sosial global saat olimpiade dianggap sebagai "penyebar peristiwa besar" ditandai dukungan masyarakat terhadap penyelesaian krisis kesehatan. Kehadiran orang-orang menandai ketidakhadiran permainan ketika kelengahan menguasai dirinya. (theguardian.com, 2021/07/24)

Ketidakhadiran permainan tertentu bukan berarti menjadi penanda kosong. Batas akhir dari kelengahan bermain dalam wujud lahiriah menjadi penanda kosong. 

Jadi, bukan lantaraan keadaan memaksa kita untuk memisahkan jarak antara satu penonton dengan lain di masa pandemi, sehingga membuat kursi kosong dalam setiap jenis kegiatan.

Karena itu, kursi kosong selalu tidak mirip dengan penanda kosong, kecuali perbedaan dalam dirinya sendiri.

Dalam kegegap-gempitaan dunia lahiriah yang diserap oleh lorong peristiwa melalui keseharian pengalaman akan menghilang dalam sesuatu yang kosong. 

Sementara itu, saat kelahiran kursi kosong akan mengatasi jarak tatapan nyata dan imajiner dalam masyarakat penonton, tetapi bersifat sementara.

Kursi kosong juga tidak lebih dekat dengan kelenyapan makna dalam sebuah permainan olahraga maupun bidang kehidupan lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun