Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kursi Kosong dan Penanda Kosong

27 September 2022   14:05 Diperbarui: 8 Oktober 2022   16:13 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : detik.com, 08/06/2022

Mereka punya hak untuk bebas memilih. Jadilah pemangku kepentingan, penonton, pembaca, penulis, tokoh, dan penggiat masyarakat yang mampu menikmati hidup. Saya tidak punya beban dan kepentingan besar dengan orang-orang yang memilih kedudukan dan jabatan. Silahkan masing-masing mencari kesenangannya!

Menyangkut kedudukan, gengsi, status, dan jabatan, sebuah kursi kosong memiliki titik koordinat sangat dekat dengan para penyantol atau peminatnya.

Sebaliknya, kursi kosong dinilai dan digambarkan sebagai bayangan peristiwa berbahaya atau wabah maut, saya kira, orang-orang lebih baik memilih pada titik koordinat terjauh dengannya.

Untuk orang-orang yang gemar menyaksikan pertandingan olahraga, maka mereka akan menentukan pilihannya.

Apakah menyaksikan langsung di tempat pertandingan olahraga ataukah menyaksikan di rumah lewat layar media digital atau televisi? 

Bagi orang-orang yang terpisah daratan yang jauh dari pusat pertandingan olahraga sudah tentu pilihannya jatuh pada pilihan menonton di rumah.

Kita mencoba untuk memilih jenis tontonan pertandingan olahraga paling menarik dan bergengsi tingkat dunia (sekalipun sebagian orang tidak tertarik).

Foster Klug melaporkan mengenai secuil gambaran 'kursi kosong' dengan relasi-relasi yang muncul di sekitarnya.

The Washington Post (2021/07/23) memberitakan satu peristiwa sportif dalam kaitannya dengan persepsi indera tentang kursi kosong melalui kegiatan olimpiade dunia.

"Naomi Osaka menaiki tangga untuk menyalakan kuali Olimpiade saat upacara pembukaan di Stadion Olimpiade pada Olimpiade Musim Panas 2020, Jumat, 23 Juli 2021, di Tokyo, Jepang.

Berawal dari upacara, cahaya biru halus menyinari kursi kosong saat musik keras meredam teriakan pengunjuk rasa yang merangsek di luar yang menyerukan agar Olimpiade dibatalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun