Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kursi Kosong dan Penanda Kosong

27 September 2022   14:05 Diperbarui: 8 Oktober 2022   16:13 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : detik.com, 08/06/2022

Soal berebut kursi: jabatan politik dan jabatan karir, itu biasalah.

Lempar kursi juga sama-sama melinglungkan. Yang melempar kursi lagi linglung tujuh keliling, karena hajatan dan kepentingannya tidak kesampaian.

Kursi yang dilempar dimaksud, yaitu kursi kosong.

Jangankan kursi kosong diminati hingga diperebutkan, apalagi kursi empuk yang jelas-jelas sudah diduduki oleh orang yang berhak.

Lalu orang lain pasang kuda-kuda untuk mengincarnya. Ampun kenikmatan instan! Pergerakan jalan pintas juga lain ceritanya.

Alih-alih penonton dan pembaca setia merasa linglung terhadap berita tentang kasat-kusut perebutan kursi kosong yang digonjang-ganjingkan melalui media. 

Daripada dilanda kelinglungan, lebih baik penonton dan pembaca mengalihkan perhatiannya pada hal-hal yang membuatnya tersenyum bahagia.

Tidak keliru, peristiwa memalukan akan dilupakan, seperti angin berlalu. 

Tetapi, mereka menjadi "tontonan terbuka" dan terekam dalam layar televisi dan media sosial atau layar internet.

Ingar-bingar pembicaraan dalam ruangan setidak-tidaknya menyimpan rekaman jejak dan bekas melalui ingatan kita.

Begitukah tingkah kita hanya perkara kursi (kosong)? Memang, nyatanya kursi tidak kosong. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun