Mohon tunggu...
Elnado Legowo
Elnado Legowo Mohon Tunggu... Penulis

Kata-kata memiliki kekuatan untuk mengesankan pikiran tanpa menyempurnakan ketakutan dari kenyataan mereka. - Edgar Allan Poe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nenek, Burung Hantu, dan Frater - Part 1

27 September 2025   18:00 Diperbarui: 27 September 2025   12:49 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Burung Hantu itu pengundang roh jahat! Di kampung saya, orang tua selalu bilang kalau Burung Hantu bersuara di dekat rumah, itu tanda bakal ada yang meninggal. Di beberapa desa, mereka percaya Burung Hantu adalah jelmaan roh jahat. Jadi itu bukan sekadar binatang, tapi sosok setan pembawa petaka!"

"Jadi... maksud keponakan saya?"

"Maksudnya jelas! Dia tidak mau kalian memeliharanya, tapi tidak tega mengatakannya secara terus terang. Burung ini harus segera dibuang malam ini juga!" tegas Frater Damianus.

"Tapi... Frater... bukannya semua binatang itu ciptaan Tuhan dan baik apa adanya?" tanya Ricky bimbang dan gemetar.

"Kalau mayoritas manusia meyakini binatang itu buruk, maka dia tetap akan membawa keburukan!" balas Frater Damianus, "Kalian mau Nenek sembuh atau tidak? Kalau mau, lepaskan burung pembawa petaka itu!"

Ricky terdiam. Hatinya terguncang hebat. Rasanya ingin menentang, tapi semua mata tertuju padanya---seakan memberi isyarat untuk melepaskannya. Akhirnya dengan berat hati dia membuka kandang Burung Hantu. Ricky tidak ingin jadi Malin Kundang bagi keluarganya. Sedangkan Ibu, walau tidak menyukai Burung Hantu, tapi dia tidak tega melihat Ricky yang secara terpaksa membuangnya---walau pada akhirnya dia sendiri juga tidak bisa berbuat apa-apa.

"Biarin saja begitu. Nanti dia terbang sendiri. Itu lebih bagus." ujar Frater Damianus saat melihat Ricky membuka kandang Burung Hantu.

"Frater, apakah ada saran untuk kami pelihara binatang apa? Agar anak saya tidak kesepian di rumah." tanya Ibu.

"Peliharalah anjing atau kucing. Tetapi saya lebih menyarankan kucing. Karena kucing bisa menyerap dan menetralisir energi negatif di rumah kalian. Terlebih lagi, jika kalian kena serangan santet, maka kucing akan mati menggantikan nyawa tuannya." jawab Frater Damianus.

Ricky terkejut mendengarnya, seolah memelihara kucing hanya untuk dijadikan tumbal daripada teman. Selain itu, Ricky tidak setuju dengan saran tersebut karena dia takut dengan anjing, sedangkan Ibu alergi dengan bulu kucing. Akan tetapi, entah bagaimana, dia tidak sanggup menyuarakannya, karena seisi rumah seolah berada di pihak Frater Damianus dan menekannya untuk taat.

Kemudian, mereka kembali ke dalam rumah dan mulai menelusuri sisa ruangan yang belum sempat mereka masuki. Saat Frater Damianus tiba di dalam ruang belajar Ricky, tanpa basa-basi tangannya mencabut sebuah hiasan dari ukiran kayu yang berbentuk portrait secara kasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun