Mohon tunggu...
Queen Foniks
Queen Foniks Mohon Tunggu... Mahasiswa - Merdeka Menulis

“Menulis dan bercahayalah!” ― Helvy Tiana Rosa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terpaku di Keheningan

31 Desember 2023   21:47 Diperbarui: 31 Desember 2023   21:50 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Angin pilu menemaniku di malam sepi.

Ruang yang hampa, gelisah hati, tatapan kosong, tanpa makna.

Tetiba air mataku terjatuh.

Semuanya ambigu, aku kehilangan akal.

Angin seakan memahamiku

Jiwaku gundai gulana.

Pantulan sinar rembulan,

hingga rembulan pudar.

Merah padam rupaku penuh antipati,

berulang kali kumengutuk diri,

penuh tanya akan makna hayatku di jagat ini,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun