Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Luka] Aku, Hujan, dan Kau

11 November 2018   03:04 Diperbarui: 13 November 2018   14:28 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ari mengambil sesuatu dari ranselnya. 

"Ini spesial buat sahabatku" katanya mengeluarkan sepucuk undangan. 

Gawat, apakah Ari akan menikah.  Bukankah selama ini dirinya tidak punya kekasih.  Lalu siapa wanita  itu,  apakah pilihan ibunya? 

Aku menerima undangan yang diberikannya padaku. Terus terang aku patah hati.  Lelaki yang kukagumi sedari lima tahun yang lalu akan secepat ini menikah. 

"Acaranya minggu depan,  usahakan hadir ya" katanya dengan suara datar. 

Kubuka undangan  pernikahan  tersebut. 

Matahari menikah  dengan Rinai Hujan. 

Sejak kapan kedua sahabatku itu merajut kisah asmara.  Bukankah Rinai tidak pernah menganggap Ari lelaki yang istimewa. 

"Mengapa Rinai? " tanyaku

Ari mengernyitkan dahi, "Maksudnya?"

"Maksudku aku tidak pernah melihat kalian romantis satu sama lain" ucapku gelagapan.  Tentu saja itu pertanyaan terbodoh yang pernah keluar dari mulutku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun