"Hai Rinai, Â kamu yang kuat ya... "
"Haha... Iya Ari. Â Nitip jagain Sinar ya... Dia orangnya suka nyasar"
"Enak saja" aku sewot. Â Sementara Ari masih cool dengan senyum manisnya.Â
"Kamu juga hati-hati di sana, Â jaga kesehatan" kata Ari bijak.Â
Diantara kami bertiga memang Ari selalu bersikap dewasa, Â padahal kami seumuran. Sifatnya yang kebapakan itulah yang membuatku nyaman di dekatnya. Â Apalagi sebagai anak pertama aku tidak punya kakak tempat untuk bermanja.Â
"Ih, Â kalian seru sekali bermain di kebun strawberry. Â Lain kali, Â kalau ada kesempatan aku ikut ya... "
"Iya, Â tengoklah kami" kataku menimpali. Â Wanita yang bernama Rinai membalas dengan senyuman. Â
"Eh, Â aku off dulu ya, Â mau ke kamar ibu" kata Rinai.Â
"Bye Rinai... "
===
Ini sudah sebulan sejak aku bertemu dengan Ari di daerah perkebunan strawberry. Â Kali ini aku tidak ke Bandung. Â Tapi Ari yang akan ke Jakarta. Â Aku menunggu kedatangannya di stasiun Gambir. Â Sementara di luar stasiun, Â hujan deras mengguyur kota Jakarta.Â