Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Luka] Aku, Hujan, dan Kau

11 November 2018   03:04 Diperbarui: 13 November 2018   14:28 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rinai masih setia tinggal di Surabaya. Ibunya yang sakit-sakitan tidak bisa dia tinggalkan hidup sendiri.  Sejak setahun lalu kepergian ayahnya menghadap Sang Illahi,  kondisi kesehatan ibu Rinai kian menurun. 

Sementara itu,  Ari bekerja di LEN (lembaga elektronika nasional)  di kota Bandung.  Dua minggu sekali aku bertemu dengan Ari.  Kadang hanya sekedar ngopi sembari diiringi cerita-cerita kecil.  Kadang juga kami ikut menikmati kemacetan kota Bandung saat weekend,  bertamasya kesna kesini.  Banyak sekali tempat wisata yang bisa dikunjungi di kota bergelar Paris van Java ini. 

Handphone ku bergetar,  ada panggilan video whatapps dari Rinai. 

"Sinarrrr... "

"Hai Rinai., lagi apa? "

"Abis nganter ibu ke rumah sakit.  Tekanan darahnya sempat tinggi"

"Rawat inap apa rawat jalan?  "

"Ini cuman minta obat saja dari dokter.  Ibu nggak mau nginep di rumah sakit. Maunya rawat jalan saja"

"Ooo... "

"Ari mana? "

Lelaki yang berada di samping Sinar pun menampakkan batang hidungnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun