Kurapatkan kembali jaketku. Â Ternyata meminum secangkir kopi pun belum bisa menghangatkan badan.Â
"Sinarrr... " sapa Ari.Â
"Hai... " kupersilakan lelaki tersebut duduk di hadapanku, " teh atau kopi"
"Teh aja deh" katanya.Â
Segera kupesankan teh manis ke pelayan cafe.Â
"Tumben mau mau mampir melipir ke Jakarta" godaku, "kan biasanya paling males kalau disuruh ke Jakarta"
"Ada perlu sama kamu Sinar"
Sejak semalam aku tidur tak tenang memikirkan hal apa yang begitu  penting hingga Ari memutuskan untuk menemuiku di Jakarta.Â
"Dari semalam Jakarta hujan terus ya. " tampak Ari mengalihkan kegugupannya dengan mencari topik lain untuk dibicarakan.Â
"Iya, Â tapi sekarang lebih deras hujannya" kuseruput sisa kopiku yang ada di cangkir.Â
Ari menatapku. Â Tatapan yang belum berubah. Â Masih sama seperti lima tahun yang lalu, Â saat pertama kali aku bertemu dengannya.