Ah, wanita itu memang bukan wanita biasa. Dia terlalu hebat untuk menjadi wanita biasa. Prestasi akademiknya, tutur bahasanya, bahasa tubuhnya. Tidak ada satu kesombonganpun muncul ketika berbicara dengannya. Aku dibuat terheran heran dengan kehidupannya.
Kupandangi jam tanganku yang telah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Harusnya dia sudah datang. Tapi memang dia sedang ada acara di daerah Trunojoyo Jakarta. Mungkin jalanan sedang macet sehingga dia belum muncul di terminal Kalideres ini.
Tak lama kemudian, kulihat seorang wanita berjilbab biru muda keluar dari bus transjakarta. Aku menghampirinya.
"Nesha" sapaku.
"Hai Mas Harris...sudah lama menunggu?" tanyanya.
"Tidak..." jawabku.
"Kita mau ngobrol dimana?"
"Disana saja" kataku sambil menunjuk bangku yang dekat dengan kios penjual minuman.
"Duduk sini" kutarik sebuah kursi untuk tempat duduk Ganesha.
"Makasih" jawabnya.
"Aku belikan minum dulu ya" bergegas aku menuju kios tak jauh dari situ dan memesan dua botol mizone.