Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Wanita Itu dan Hatiku

17 September 2018   10:20 Diperbarui: 17 September 2018   10:28 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

===

Sembilan tahun yang lalu

Di sebuah lembaga bimbingan belajar di Surabaya.

Sudah tiga hari ini aku absen mengajar karena ada keperluan tertentu. Manajer bimbingan belajar mengabarkan kepadaku bahwa beliau telah menemukan guru pengajar sementara. Sempat aku tanyakan guru penggantinya laki-laki atau perempuan. Pak Deni  bilang kalau guru penggantinya adalah seorang wanita. Pak Deni adalah nama Manajer di Lembaga bimbingan belajar ini

"Siapa tahu wanita itu berjodoh denganmu Harris" kata Pak Deni saat itu.

"Ah, saya masih belum berpikir buat menikah. Saya masih belum punya pekerjaan yang tetap" sahutku.


"Nah mengajar disini kan gajinya lumayan besar. Lembaga bimbingan belajar ini namanya saja sudah terkenal lho di Indonesia"

"Kau mau lihat guru penggantinya Harris?" tanya Pak Deni.

Aku menggeleng pelan, "Buat apa?"

"Aku bilang lihat saja, kau pasti tertarik padanya. Dia mengajar di ruang B4 tempat anak SMA mendapat insentif pelajaran fisika menghadapi ujian Nasional" kata Pak Deni yang kemudian kuanggap angin lalu.

Aku benar-benar belum terpikir untuk menikah. Adik-adikku masih banyak yang membutuhkan uluran tanganku. Maklum, aku sembilan bersaudara. Aku anak nomer tiga, itu berarti aku masih punya tanggungan enam adik yang harus aku sekolahkan. Aku seorang pekerja keras, sekalipun masih kuliah semester akhir aku sudah banyak mengajar, termasuk di lembaga bimbingan belajar ini serta mengajar secara privat dari rumah ke rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun