Apa jadinya jika Batman jadi ojek online atau Ratu Elizabeth kerja di warteg? Itulah dunia parodi, dunia alternatif yang dibangun dari tiruan, tapi penuh tawa dan kritik tersembunyi.
Komedi parodi adalah cabang humor yang mengolok-olok atau meniru gaya karya lain secara berlebihan, biasanya dengan tujuan lucu, sindiran, atau keduanya.Â
Parodi bisa hadir dalam bentuk sketsa, lagu, film, video pendek, hingga meme. Tapi untuk jadi parodi, ia harus punya satu syarat: penonton harus tahu bahwa ini tiruan dari sesuatu yang sudah ada.
Asal-usul dan Sejarah Parodi
Kata parody berasal dari bahasa Yunani kuno paridia, gabungan dari kata para- (bersebelahan atau melawan) dan id (lagu atau puisi). Artinya kira-kira: "lagu tandingan."Â
Dalam era klasik, penyair seperti Aristophanes sudah menggunakan parodi untuk menyindir tokoh politik dan karya sastra populer pada zamannya.
Di abad pertengahan hingga era Renaisans, parodi berkembang dalam pentas-pentas rakyat sebagai bentuk hiburan dan kritik terhadap Gereja atau kerajaan.Â
Contoh paling terkenal adalah Don Quixote karya Miguel de Cervantes (1605), yang memarodikan roman ksatria kuno secara cerdas dan lucu.
Masuk ke abad modern, parodi menjadi bagian penting dari dunia hiburan: dari teater, film, hingga media sosial.Â
Ia bukan hanya untuk membuat orang tertawa, tapi juga untuk menggugat norma, menggoda yang mapan, dan membuka mata lewat cara yang ringan.
Ciri Khas Parodi