Dunia bukan tujuan, tetapi ruang uji coba, seperti laboratorium di mana gerak diuji: apakah selaras dengan kehendak Allah atau tidak.
Dunia adalah ruang simulasi sebelum gerak manusia masuk ke ruang yang tidak bisa diulang lagi: akhirat.
Maka, konsep "jalan terbuka" bukan berarti peluang duniawi, tapi terbukanya jalan ruhani menuju titik koordinat yang Allah kehendaki.
6. Hakikat Takdir dan Pilihan Menjelajahi Garis Menuju Titik yang Sudah Dibuka
Ghazali tidak menolak takdir, tetapi menyadari bahwa manusia tetap dituntut untuk bergerak.
Dalam konsep Anda: doa membuka jalan, tapi apakah manusia mau menapaki garis menuju titik tersebut, itu pilihan mereka.
Ghazali mengajarkan bahwa orang yang tidak bergerak sesuai cahaya yang diberikan Allah (ilham, wahyu, dzikir) akan terjebak dalam ruang kebingungan, meski titik koordinat kebaikan sudah tersedia.
Kesimpulan dalam Bahasa Ruang:
Imam al-Ghazali membimbing manusia agar sadar posisi, bersih ruang dalamnya, tidak memaksakan akalnya keluar batas Arsy, dan memilih untuk bergerak sesuai jalur yang dibuka Allah. Ia adalah pemandu spiritual yang ingin manusia bergerak dengan ringan menuju titik koordinat ruhani tertinggi: ma'rifatullah.
Berikut adalah tabel perbandingan antara pokok-pokok pikiran Imam al-Ghazali dan konsep ruang, disusun secara sistematis untuk menunjukkan korespondensinya:
Tabel Perbandingan: Al-Ghazali dalam Konsep Ruang