Al Farabi menggunakan Emanasi dlama membentuk kosmologi pemikirannya dn tak pernah pahami makna Arsy yang telah ditetapkan dalam ajaran Islam
crede ut intellegas. "Aku percaya supaya mengerti" adalah perkataan dari kesimpulan atas pengamatan pemikiran manusia yang belum menemukan hakikat.
arah pemikiran manusia secara perlahan mulai mendekati bentuk rubik semesta
Ada makna terdalam dari Logos yang tidak digali lebih lanjut oleh para pendiri Stoisisme
Epiktetos telah mengetahui batas, namun tak ingin mengetahui siapa yang membuat batas
Zeno mengajarkan penerimaan berdasarkan logika yang kering rasa, padahal rasa itulah yang mempertimbangkan sesuatu itu dapat diterima atau tidak.
kemudian kita ketahui dari Anaxagoras, bahwa manusia mulai mengenal sebuah kekuatan yang mengatur dan menetukan seluruh isi semesta : "Nous"
Tuhan tetapkan tak ada yang musnah, hanya berubah dan bagi yang berakal akan menjalani hukuman abadi di surga atau neraka
sebab berada dalam kebingungan, Zeno katakan bahwa semua adalah ilusi. Lalu apakah tamparan kemukamu yang menimbulkan rasa sakit adalah ilusi?
Aristoteles sebagaimana yang lainnya hanya mampu membaca dan mencoba menyimpulkan gerak semesta secara keseluruhan dalam ruang takdir Allah
Ruang takdir Allah begitu luas hingga mampu menampung apapun pikiran manusia
Phytagoras telah membaca rumusan matematis dari apa yang ditulis di Lauh Mahfudz, sebuah jalan telah terbuka
setiap pemikiran manusia adalah sebuah bilah dari pemikiran yang lebih besar
Setiap konsep pemikiran manusia hanyalah sebuah bulah garis dalam ruang kehendak Allah
Apapun yang manusia pikirkan hanyalah sebuah bilah kecil dari sistematika tulisan di Lauh Mahfudz
Sebab adanya energi fitrah dalam diri setiap manusia yang selalu menuju Tuhan Semesta Alam, maka Anaximandros dari Miletos memahami Apeiron
Konsep ruang yang saya tawarkan, mampu menampung pola pikir manusia sejak dahulu hingga hari ini. Kita akan lihat bagaimana manusia berproses
Seorang manusia mampu memiliki banyak lintasan takdir dalam hidupnya jika memiliki pemahaman tentang bagaimana takdir Allah bekerja
Jika ada manusia yang berjalan diantara dua jurang, Jabariyah dan Qadariyah lalu dituduh sebagai seorang Jabariyah, dialah Imam Ghazali