Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Let's talk about life.

IG: cakesbyzas

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Rahasia Langgengnya Cinta Kakek-Nenek

7 September 2025   11:10 Diperbarui: 7 September 2025   13:02 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernikahan yang langgeng bukan berarti tanpa masalah (Gemini AI-generated image) 

Pernahkah Anda melihat sepasang kakek-nenek yang masih terlihat mesra di usia senja mereka? Mungkin sedang berboncengan naik motor tua, angin sore menerpa wajah mereka, dengan senyum yang begitu ringan. Atau sekadar duduk berdua di rumah makan sederhana, saling melempar tawa kecil seperti sepasang remaja yang baru jatuh cinta. Banyak orang yang langsung merasa iri, sambil bergumam dalam hati: "Indah sekali hidup mereka. Pasti bahagia terus dari dulu sampai sekarang."

Padahal, yang jarang disadari adalah kebahagiaan mereka bukan hadiah yang jatuh dari langit begitu saja. Bukan juga karena mereka tidak pernah bertengkar atau bebas dari masalah. Justru sebaliknya, mereka bisa sampai di titik itu karena sudah melewati ribuan badai, pertengkaran, rasa sakit, bahkan ujian yang mungkin tidak pernah kita bayangkan beratnya.

Lalu, apa sebenarnya resep langgengnya cinta yang membuat mereka tetap bisa tertawa bersama, bahkan di usia senja?

Bahagia Itu Bukan Berarti Tanpa Luka

Kebanyakan orang punya ilusi kalau hubungan yang langgeng adalah hubungan yang selalu mulus. Seakan-akan pasangan yang bisa sampai tua bersama adalah pasangan yang tidak pernah mengalami pertengkaran besar. Padahal kenyataannya jauh berbeda.

Coba bayangkan: hidup bersama puluhan tahun berarti menghadapi fase jatuh bangun yang panjang. Dari awal menikah dengan serba kekurangan, membangun rumah tangga dengan segala keterbatasan, sampai menghadapi tekanan ekonomi, membesarkan anak-anak yang kadang sulit diatur, sampai menghadapi sakit fisik dan psikis.

Setiap masalah itu meninggalkan luka. Kadang luka kecil yang bisa cepat sembuh, kadang luka besar yang butuh waktu lama untuk diobati. Tapi justru luka itulah yang membuat mereka belajar. Belajar menguatkan diri, belajar memahami pasangan, dan belajar menerima kenyataan kalau hidup tak selalu sesuai harapan.

Dari sudut pandang psikologi, inilah yang disebut resiliensi---kemampuan manusia untuk bangkit setelah jatuh. Resiliensi tidak lahir dari kenyamanan, tapi dari pengalaman menghadapi kesulitan. Jadi, ketika kita melihat sepasang kakek-nenek tertawa bersama, jangan bayangkan mereka tiba di sana tanpa air mata. Justru, air mata itulah yang menguatkan ikatan mereka.

Cinta yang Bertahan Karena Niat

Kalau Anda renungkan, banyak hubungan hari ini kandas bukan karena kurang cinta, tapi karena niatnya tidak kokoh. Di awal pernikahan, orang sering terbuai oleh rasa cinta yang manis. Tapi seiring waktu, rasa itu bisa memudar. Yang tersisa hanyalah tanggung jawab, rutinitas, dan kadang rasa bosan.

Di titik itulah pernikahan diuji. Apa yang membuat seseorang tetap bertahan? Jawabannya ada pada niat. Dalam Islam, setiap amal tergantung pada niatnya. Pernikahan pun sama. Kalau niatnya cuma untuk kesenangan sesaat, maka saat kesulitan datang, alasan untuk bertahan pun hilang. Tapi kalau niatnya untuk ibadah, untuk saling menjaga sampai akhir hayat, maka ada energi berbeda yang membuat pasangan mampu bertahan meski diterpa badai.

Niat ini ibarat akar pada pohon. Pohon bisa diterpa angin kencang, bisa kehilangan daunnya, bahkan patah sebagian rantingnya. Tapi kalau akarnya kuat, pohon itu tidak akan tumbang. Begitu juga rumah tangga.

Saling Menghadapi, Bukan Saling Menyalahkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun