Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Let's talk about life.

IG: cakesbyzas

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Rahasia Langgengnya Cinta Kakek-Nenek

7 September 2025   11:10 Diperbarui: 7 September 2025   13:02 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernikahan yang langgeng bukan berarti tanpa masalah (Gemini AI-generated image) 

Ada kisah sederhana. Sepasang kakek-nenek tinggal di rumah kecil di kampung. Sang kakek dulu bekerja sebagai buruh tani, sementara neneknya membuka warung kecil di depan rumah. Kehidupan mereka penuh keterbatasan. Kadang beras habis sebelum akhir bulan, kadang anak-anak mereka sakit sementara uang berobat tidak ada.

Di masa-masa sulit itu, mereka pernah bertengkar hebat. Sang kakek marah karena merasa lelah mencari nafkah. Sang nenek menangis karena merasa tidak dihargai. Tapi akhirnya, mereka belajar untuk saling menenangkan. Kalau cuma saling menyalahkan, mereka mungkin sudah berpisah sejak lama.

Dari kacamata sosiologi, hubungan yang langgeng biasanya ditopang oleh budaya "saling menghadapi". Mereka menganggap masalah sebagai musuh bersama, bukan musuh masing-masing. Itu sebabnya, mereka bisa tetap berdiri tegak.

Banyak pasangan muda justru terjebak dalam pola sebaliknya. Masalah datang, yang dicari bukan solusi, tapi siapa yang salah. Akhirnya, konflik semakin besar. Padahal, kalau saja pola pikir diubah menjadi "bagaimana kita menghadapi ini bersama", maka rasa kebersamaan itu akan makin kuat.

Ikhlas dan Sabar: Kunci Tak Terlihat

Kalau ditanya apa yang membuat sepasang suami istri bisa bertahan puluhan tahun, jawabannya sering kali sederhana: sabar. Tapi sabar bukan sekadar menahan emosi. Sabar itu ada ilmunya.

Sabar berarti menunda reaksi yang spontan demi menjaga sesuatu yang lebih besar. Sabar berarti menahan lidah untuk tidak berkata kasar, meski hati panas. Sabar berarti tetap memilih menemani, meski merasa lelah.

Ikhlas pun begitu. Ikhlas artinya tidak menuntut balasan berlebihan dari pasangan. Banyak pasangan runtuh karena sibuk menuntut: "Aku sudah begini untukmu, kenapa kamu tidak begitu untukku?" Padahal, ikhlas adalah menerima kalau manusia memang tidak sempurna. Tidak semua kebaikan kita akan dibalas dengan setimpal. Tapi bukan berarti kebaikan itu sia-sia.

Dalam filsafat, ada konsep eksistensial tentang penerimaan---menerima realitas apa adanya, tanpa terus-menerus melawan hal yang tak bisa diubah. Pasangan yang langgeng biasanya sudah sampai di tahap ini. Mereka tahu kalau pasangannya tidak sempurna, tapi mereka memilih untuk tetap berjalan bersama.

Tertawa Setelah Menangis

Coba perhatikan lagi sepasang kakek-nenek yang tertawa bersama di rumah makan. Senyum mereka bukan senyum polos seperti anak kecil, tapi senyum yang matang. Ada kedalaman di sana. Ada sejarah panjang yang tersembunyi di balik tawa itu.

Mungkin mereka pernah melewati hari-hari penuh air mata. Mungkin pernah ada malam panjang dengan doa-doa lirih, memohon agar rumah tangga mereka tidak hancur. Tapi setelah semua itu berlalu, yang tersisa justru kenangan yang memperkuat ikatan.

Dari sisi psikologi, ada konsep post-traumatic growth---pertumbuhan yang muncul setelah penderitaan. Pasangan yang berhasil melewati masalah besar justru sering kali tumbuh lebih kuat, lebih bijak, dan lebih dekat satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun