diam tanpa ada suara debat hati langkah ringan aman sembunyi tinggalkan lisan balas memaki
Puisi kesebelas dari tigabelas puisi tentang zaman terang di luar menggelapi di dalam. Semoga bermanfaat.
Sabar adalah kata yang sering kita sebut, kata yang selalu terucap dari mulut kita, kata yang selalu terdengar bila kita bertemu dengan masalah
Hari ini, bertepatan dengan Hari Raya Waisak, secara kebetulan saya menemukan pelajaran hidup.
Kesabaran seseorang terkadang tiada batasnya dan sesuai dengan orangnya masing-masing
Tips Melapangkan Hati. sebuah puisi yang terinspirasi dari Surah Al Insyirah
Setiap orang punya masalah. Namun tentu saja Islam memberikan cara. Yaitu sabar dan shalat.
Betapa penting melaksanakan dan menanamkan budaya antri srjak dini. Kesadaran mengantri sangat penting terutama di saat suasana mudik sekarang ini.
Pada kesempatan kali ini saya akan mengemukakan pendapat atau pengalaman pribadi saya mengenai Indahnya bersabar dalam segala situasi
Berpuasa adalah ibadah khusus yang dilakukan untuk berlatih dalam menahan diri. Salah satu hasilnya adalah mampu untuk bersabar.
“Apakah engkau mempersembahkan makanan atau kudapan kepada mereka?”
Setidaknya dengan diam, tidak menambah masalah baru. Merasa tak ada gunanya kalau marah-marah, buang-buang tenaga.
Minggu terakhir puasa berusaha untuk lebih khusyuk, sabar hati agar benar benar menang
Semangat kamu itu sungguh menakjubkan semua orang yang membutuhkan dirimu dan selalu indah jika kami bersama
Sabar yang diinginkan Allah dan Rasulnya bukanlah hanya kesabaran dalam menjalankan ibadah ritual.
Jangan berbohong, karena berbohong bisa merugikan banyak orang.
Puisi tentang mengurai kesabaran dalam menanti saatnya berbuka puasa, di jam 6 petang
Rasa sabar dengan disertai ikhtiar akan menjadi sarana ampuh menjadikan sakit sebagai penggugur dosa kita.
Apa sebenarnya yang terjadi pada sebagian masyarakat kita? Begitu besarkah tekanan hidup saat ini? Hingga tak ada lagi empati dan simpati antar kita