Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Let's talk about life.

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Konten Edukasi Diabaikan Sementara yang Dangkal Justru Viral

22 Juli 2025   11:45 Diperbarui: 20 Juli 2025   12:16 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konten dangkal seringkali mendapat perhatian lebih dibanding yang edukatif (Gemini AI-generated image) 

Ada perih yang pelan-pelan menyelinap ketika jemari menggulir layar yang tak berujung --- video, reels, dan postingan meluncur begitu cepat, bahkan sebelum hatimu sempat memproses apa yang baru saja dilihat. Ada sesuatu yang terasa janggal. Konten edukatif --- yang mengisi pikiran, yang mengangkat, yang membuatmu sedikit lebih bijak --- tenggelam begitu saja, nyaris tak terlihat. Sementara konten yang gaduh, konyol, dangkal, bahkan berbahaya justru melambung dengan mudah, disukai, dibagikan, dipuji.

Apakah ini cerminan dunia hari ini? Atau ada sesuatu yang lebih dalam sedang terjadi --- sesuatu yang berakar di dalam hati manusia?

Ini bukan semata-mata soal algoritma atau tren. Ini tentang keadaan jiwa di tengah zaman yang penuh gangguan.

Rasa Lapar Akan Makna di Tengah Kebisingan

Hari ini, perhatian adalah mata uang. Tapi tidak seperti uang yang bisa dicari kembali, perhatian yang telah diberikan tidak akan pernah kembali. Setiap detik yang dihabiskan untuk konten tanpa makna adalah detik yang bisa saja menjadi pintu menuju pemahaman, pertumbuhan, atau keterhubungan yang lebih dalam. Dan anehnya, yang tidak bermakna seringkali lebih menggoda daripada yang mengajak merenung.

Bukan cuma karena yang menghibur terasa lebih ringan, atau karena konten edukatif terasa seperti pekerjaan rumah. Tapi karena, jauh di dalam diri, hidup modern ini melelahkan. Setiap hari, kamu dituntut untuk tampil, menghasilkan, berpura-pura. Di tengah kelelahan itu, ada kerinduan yang sunyi --- bukan cuma akan pengetahuan, tapi akan ketenangan. Tapi sayangnya, banyak yang keliru membedakan antara pelarian dan ketenangan sejati.

Al-Qur'an mengingatkan dengan sangat dalam:

"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit..."

(QS. Ta-Ha: 124)

Ayat ini tidak berbicara tentang hukuman akhirat. Ayat ini berbicara tentang sekarang. Tentang hidup ini. Kehidupan yang jauh dari makna, dari ingatan pada Allah, menjadi sempit, cemas, dan hampa --- meskipun terlihat tertawa, dikelilingi layar, dan disibukkan dengan dunia.

Kamu telah melihatnya: sketsa komedi menjadi viral, tantangan berbahaya mendapat jutaan views, dan influencer yang dangkal justru dijadikan panutan. Sementara konten yang jujur, dalam, dan mendidik tentang kesehatan mental, etika, atau pertumbuhan spiritual mungkin cuma ditonton oleh segelintir orang. Mengapa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun