"Rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya: 107)
Bahkan nasihat-nya pun dipenuhi kasih.
Begitu juga, konten yang mendidik harus terasa seperti sahabat, bukan seperti koreksi.
Apa yang Bisa Dilakukan di Dunia Seperti Ini?
Pertanyaan ini membawa keheningan yang dalam. Tapi, dalam diamnya terkandung harapan besar.
Kamu tidak perlu mengubah seluruh dunia. Tapi kamu bisa mengubah suasana di sekitarmu. Satu postingan, satu kata, satu percakapan bermakna dalam satu waktu.
Bahkan kalau cuma sedikit orang yang melihat pesanmu, ingatlah: Nabi Nuh 'alayhis salam berdakwah selama 950 tahun dan cuma punya segelintir pengikut. Kebenaran tidak diukur dari angka.
Rasulullah bersabda:
"Sampaikan dariku walau cuma satu ayat." (HR. Bukhari)
Kalau yang kamu bagikan dilakukan dengan tulus, maka itu berarti. Meskipun tidak banyak yang menyukai, meskipun tidak viral. Allah melihat apa yang orang lain lewati begitu saja. Dia mencatat apa yang manusia abaikan.
Dan kadang-kadang, satu konten bermakna bisa menyelamatkan satu jiwa dari keputusasaan, bisa membuat satu hati kembali kepada Allah, atau bisa melindungi satu anak dari kehancuran. Bukankah itu jauh lebih berharga daripada sejuta views?
Psikologi menyebut ini efek riak. Satu tindakan kecil bisa menciptakan dampak yang luas --- meskipun kamu mungkin tidak pernah melihatnya. Video yang cuma ditonton oleh 10 orang bisa menjadi titik balik seseorang. Blog yang sepi komentar bisa menjadi benih bagi penyembuhan jiwa.