Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Urai Cemas, Peluk Tenang dengan Mindfulness

12 Juli 2021   10:10 Diperbarui: 18 Mei 2022   21:25 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi grounding | Gambar: Benjamin Child via unsplash

Meski saat itu sebenarnya kita sadar bahwa tubuh kita lelah, mata terasa perih dan pedas, kepala terasa pusing, tengkuk nyeri, perut mual, tetapi tetap saja kita melakukan aksi distraksi. 

Sadarkah bahwa sebenarnya distraksi tersebut selayaknya pain killer bagi kecemasan kita? 

Saya tidak sedang menyalahkan penggunaan teknologi lho, kawan. Saya tetap sadar, bahwa kita juga memerlukan teknologi yang harus kita akui selama ini bermanfaat buat kita, bukan?

Hanya saja dalam hal ini nampaknya yang kita butuhkan adalah sebuah BATASAN.

Okay, kuy kita kulik lagi....

Sebenarnya Anxiety, Depresi dan Stres Itu Apa Sih?

Sebelum melangkah lebih lanjut, mari terlebih dahulu belajar tentang perbedaan stres dan depresi supaya kita tidak menjadi blunder dengan dua istilah ini. 

Secara singkat, stres dan depresi berbeda dalam hal stimulan, durasi, maupun frekuensi terjadinya. 

Stres, terjadi apabila ada stimulan atau stresor yang memicu. Durasi stres biasanya lebih singkat dari pada depresi.

Apabila stresor muncul, maka amygdala kita akan memberi rambu-rambu tentang adanya bahaya yang mengancam kita. Lalu tubuh kita akan memproduksi hormon kortisol, adrenalin dan norpenophrine.

Sebagai contoh, pada saat kita akan menjalani sidang skripsi, maka yang sering terjadi adalah kita menganggap ujian tersebut sebagai ancaman yang harus diselesaikan. Maka kita akan belajar dan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi sidang skripsi tersebut. 

Seusai sidang, tingkat stres dalam diri kita akan berkurang. Hormon stres atau kortisol dalam diri kita kan menurun, kemudian kita akan kembali seperti pada kondisi normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun