Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Urai Cemas, Peluk Tenang dengan Mindfulness

12 Juli 2021   10:10 Diperbarui: 18 Mei 2022   21:25 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi grounding | Gambar: Benjamin Child via unsplash

Sedangkan depresi merupakan suatu kondisi perubahan mood (suasana hati) yang berdurasi lebih panjang. Biasanya berlangsung dalam hitungan mingguan atau lebih. 

Depresi dapat terjadi tanpa disertai dengan stimulan tertentu. Timbulnya perasaan sedih yang berkepanjangan biasanya muncul secara tiba-tiba tanpa diketahui pemicunya pada umumnya.

Apa yang dialami oleh adik teman saya di atas, adalah contoh yang paling dekat. Ada saat dia dekat dengan anak-anak dan istrinya, namun dalam sekejap ia menangis histeris, bahkan mengalami gangguan halusinasi dan delusi.

Pada dasarnya, anxiety atau kecemasan sebenarnya merupakan hal yang biasa terjadi pada kita. Normal. 

Yang menjadikan tidak normal apabila anxiety terjadi dalam durasi yang sangat panjang. Kondisi tersebut dapat mengalibatkan seeorang mengalami gangguan kecemasan. 

Dalam American Psychological Assosiation (APA) anxiety merupakan suatu reaksi emosional terhadap stres. Reaksi tersebut biasanya disertai dengan perubahan tekanan darah. 

Kay, next....

Kehilangan yang kita rasakan selama masa pandemi ini memang sangat mengguncang. Ada kemungkinan kita lose control. 

Untuk menjaga keseimbangan ini, di sini saya akan berbagi apa yang saya pernah dapatkan pada masa saya menjalani masa grieving. 

So, mari kita bersama belajar tentang :

Pahami dan Tetap Sadar Bahwa Kita Berada di Masa Sekarang

Seringkali kita tertipu oleh pikiran kita. Pikiran datang tanpa dapat kita duga. Padahal, seperti banyak ahli kesehatan mental sering suarakan, bahwa pikiran belum tentu sama seperti pada kemyataan. Saya sendiri sampai sekarang pun sedang dan masih belajar untuk mengendalikan segala pikiran yang terkadang ramai dalam benak saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun