Mohon tunggu...
dewi sulis
dewi sulis Mohon Tunggu... guru

Saya adalah seorang guru. Menulis adalah salah satu cara mengekspresikan suasana hati yang tak sempat diucapkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Have a Crush On You

21 September 2025   15:31 Diperbarui: 21 September 2025   15:42 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Di sini enak banget, Bi. Favoritku dari dulu," ujar Adel sambil menarik tangan Nabila duduk.

Warung itu sederhana, menunya ayam dan bebek goreng dengan sambal pedas. Yang membuat Nabila terkejut adalah cara makannya. Nasi dan minuman harus mengambil sendiri dari meja panjang di pojok. Adel dengan santai menumpuk nasi cukup banyak di piringnya, lalu mengambil segelas es teh.

Nabila mengikuti, tapi matanya membesar melihat sahabatnya. "Del, kamu... kamu nggak takut kalau dihitung dobel sama penjualnya? Kamu ngambil nasi banyak banget!" bisiknya setengah panik.

Adel menahan tawa. "Lho, emang begitu caranya. Mau ambil nasi sepiring gunung juga harganya sama, kok."

Nabila makin bingung. "Masa sih? Jangan-jangan kamu merampok penjualnya, ya?" katanya pelan, serius tapi polos.

Mendengar itu, Adel langsung terbahak-bahak hingga membuat beberapa pengunjung lain menoleh. "Astaga, Nabila! Kamu lucu banget. Baru pertama kali makan di warung tenda, ya?"

Wajah Nabila memerah. Ia mengangguk canggung, lalu ikut tertawa bersama Adel. Namun di hati kecilnya, ia merasa hangat. Untuk pertama kalinya, ia menikmati makan malam sederhana dengan cara yang berbeda.

Saat mereka selesai makan dan membayar, Nabila terperanjat melihat harganya yang sangat murah. Lebih murah dari sekadar minuman di kafe mewah langganannya dulu. Ia hampir tidak percaya.

Dalam perjalanan pulang, Adel menatap Nabila dengan tatapan penuh tanya. Ia mulai curiga dengan latar belakang sahabatnya. Apalagi ketika sebuah mobil hitam berhenti di depan warung, dan seorang sopir turun untuk membukakan pintu bagi Nabila.

Adel hanya terdiam, menyimpan rasa penasaran. Sementara Nabila masuk ke dalam mobil, melambaikan tangan dengan senyum ceria, seolah tidak ada yang perlu dijelaskan.

Persahabatan mereka baru saja dimulai, tapi Adel tahu, Nabila menyimpan rahasia besar tentang dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun