Mohon tunggu...
dewi sulis
dewi sulis Mohon Tunggu... guru

Saya adalah seorang guru. Menulis adalah salah satu cara mengekspresikan suasana hati yang tak sempat diucapkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Real Kinanti

17 Juli 2025   20:42 Diperbarui: 17 Juli 2025   20:42 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Real Kinanti (sumber: Wira)

Aku tatap bungkusan lumpur itu. Dia juga menyodorkan dua lembar daun jambu.

"Mas Raka, aku bayar ya yang pinjam mobil baiknya. Besok kalau aku udah gede dan punya uang, aku bayar pakai uang Inggris yang gambarnya orang gigit batu. Sekarang aku bayarnya pakai ini dulu, daunnya paling bagus, Mas. Udah aku gambar bunga juga."

Aku terdiam. Mau marah---gak bisa. Mau ketawa---juga bingung. Saat kubuka lumpur itu, benar saja, Hot Wheels-ku ada di dalamnya. Penuh tanah, tapi masih utuh.

"Kinaaaaannnn!! Bocil boooollaaaang!!"
Aku melengking. Tapi si Ratu Ular Daun Jambu itu sudah lari ke pelukan Mami. Pura-pura jadi korban. Dan seperti biasa, pawangku langsung melotot. Mau marah? Gak jadi.

Potongan-potongan kecil yang tak pernah benar-benar hilang dari kepalaku. Seolah tertempel di sudut ingatan yang tak bisa dihapus.

Dan kini, gadis itu---Kinanti---berdiri di atas podium. Menerima penghargaan sebagai desainer muda berbakat tahun ini. Cahaya sorot menyinarinya, gaun pastel membingkai tubuhnya, dan rambut panjangnya kini tersisir rapi, tak lagi dikuncir kuda. Matanya tetap berbinar, tapi tak lagi mencari-cari bayanganku.

Aku hanya bisa memandangnya dari jauh.
Setelah empat belas tahun kami terpisah,
masihkah aku lelaki yang paling dia idolakan?

Masihkah aku lelaki yang dulu dia anggap tahu segalanya?

Kini, aku bahkan tak tahu...
Apakah aku masih pantas berharap dia melirikku---
meski hanya sebentar.

The Real Kinanti (sumber: Wira)
The Real Kinanti (sumber: Wira)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun