3. Asumsi kalor jenis tetap
Kalor jenis larutan diasumsikan 4,18 J/g·°C. Padahal, pada konsentrasi tertentu, nilai ini bisa lebih rendah atau lebih tinggi, memengaruhi keakuratan hasil perhitungan.
4. Reaksi tidak sempurna
Jika reaksi tidak berlangsung secara total (karena pencampuran tidak merata atau suhu tidak stabil), maka kalor yang dihitung pun tidak mencerminkan nilai ΔH sebenarnya.
5. Waktu pencatatan suhu yang tidak akurat
Suhu maksimum terkadang terjadi sangat cepat, dan jika tidak segera tercatat, bisa terlewatkan sehingga menyebabkan hasil terlalu rendah.
Untuk meminimalkan kesalahan, beberapa langkah dapat dilakukan, seperti menggunakan kalorimeter logam berisolasi, mencatat suhu setiap 5 detik, serta menggunakan kontrol suhu ruangan.
Relevansi Reaksi Netralisasi dalam Kehidupan dan Industri
Reaksi netralisasi bukan hanya penting dalam laboratorium pendidikan, tetapi juga sangat relevan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
1. Penetralan Limbah Asam atau Basa
Dalam industri kimia dan tekstil, limbah cair sering kali mengandung senyawa asam atau basa. Sebelum dibuang ke lingkungan, limbah ini harus dinetralkan. Misalnya:
- Limbah yang bersifat asam ditambahkan larutan basa seperti NaOH atau Ca(OH)â‚‚.
- Limbah basa ditetralisasi dengan larutan asam seperti Hâ‚‚SOâ‚„.
Proses ini tidak hanya mencegah polusi, tetapi juga melepas kalor, sehingga perlu dikontrol untuk mencegah suhu berlebihan pada sistem saluran.
2. Obat Lambung (Antasida)
Lambung mengandung asam klorida (HCl) yang membantu mencerna makanan. Jika produksinya berlebih, dapat menimbulkan sakit maag. Obat antasida seperti Mg(OH)₂ atau Al(OH)₃ bekerja dengan menetralkan kelebihan asam: