H⁺ (aq)+OH⁻ (aq)→H₂O (l)ΔH=−57,3kJ/mol
Nilai ΔH negatif menunjukkan bahwa energi dilepas selama reaksi, yang merupakan karakteristik reaksi eksoterm.
Faktor yang Mempengaruhi Kalor Reaksi
Beberapa faktor memengaruhi besar kalor yang dilepaskan dalam reaksi netralisasi, yaitu:
- Jenis Asam dan Basa: Reaksi antara asam dan basa kuat (misalnya HCl dan NaOH) memiliki ΔH yang relatif konstan, karena hanya terjadi reaksi antara ion H⁺ dan OH⁻. Namun, jika melibatkan asam atau basa lemah, sebagian energi akan digunakan untuk ionisasi asam/basa tersebut, sehingga ΔH menjadi lebih kecil.
- Konsentrasi Larutan: Konsentrasi memengaruhi jumlah mol zat yang bereaksi, dan karenanya menentukan besar kalor total yang dilepaskan.
- Volume dan Massa Larutan: Semakin besar volume dan massa larutan, semakin besar pula kapasitas kalor sistem, yang dapat memengaruhi perubahan suhu.
- Kalor jenis (c) larutan: Biasanya dianggap sama dengan air, yaitu 4,18 J/g·°C. Namun, jika larutan terlalu pekat, nilai c aktual dapat sedikit berbeda.
Pengukuran Kalor Reaksi Menggunakan Kalorimeter
Untuk mengetahui jumlah kalor yang dilepaskan dalam reaksi netralisasi, kita dapat menggunakan alat kalorimeter. Kalorimeter adalah wadah tertutup yang dirancang untuk mengisolasi sistem kimia dari lingkungan sehingga perubahan suhu yang terjadi hanya disebabkan oleh reaksi kimia.
Jenis Kalorimeter Sederhana
Di laboratorium pendidikan, biasanya digunakan kalorimeter sederhana yang terbuat dari dua gelas plastik bersarang (styrofoam) dengan penutup, termometer, dan pengaduk. Alat ini cukup efektif untuk mengukur perubahan suhu yang terjadi selama reaksi.
Langkah-langkah Pengukuran Reaksi Netralisasi
1. Menyiapkan Larutan
Siapkan larutan asam dan basa dengan volume dan konsentrasi yang telah diketahui, misalnya 50 mL HCl 1 M dan 50 mL NaOH 1 M.
2. Mengukur Suhu Awal
Ukur suhu awal masing-masing larutan menggunakan termometer sebelum dicampur.