serta rentan mengalami kelelahan mental dan stres.
Beberapa penelitian juga menegaskan bahwa multitasking, terutama dengan media digital, lebih banyak berdampak negatif daripada positif terhadap proses belajar. Junco & Cotten (2012), misalnya, menemukan bahwa mahasiswa yang sering menggunakan media sosial saat belajar memiliki prestasi akademik yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa multitasking dalam pendidikan tidak selalu sejalan dengan efektivitas belajar, bahkan bisa menjadi sumber hambatan kognitif dan emosional.
Dengan demikian, dalam kajian psikologi pendidikan, multitasking dipahami bukan sekadar sebagai "kemampuan mengerjakan banyak hal sekaligus", melainkan sebagai fenomena psikologis yang dapat memengaruhi konsentrasi, memori, produktivitas, dan kesehatan mental mahasiswa.
Banyak mahasiswa memiliki persepsi bahwa multitasking adalah tanda kecerdikan dan efisiensi. Misalnya, ada anggapan bahwa membuka media sosial saat kuliah daring dapat membantu mengurangi kebosanan, atau mengerjakan tugas sambil mendengarkan musik bisa meningkatkan konsentrasi. Dalam survei yang dilakukan di beberapa kampus, mayoritas mahasiswa mengaku terbiasa melakukan multitasking saat perkuliahan, baik berupa aktivitas akademik (mencatat sambil mencari sumber online) maupun non-akademik (membalas pesan, membuka Instagram, atau menonton video).
Namun, persepsi positif tersebut tidak selalu sejalan dengan kenyataan. Penelitian menunjukkan bahwa multitasking akademik seringkali menurunkan efektivitas belajar. Hal ini karena otak tidak benar-benar mengerjakan dua tugas sekaligus, melainkan bergantian dengan sangat cepat (switching attention). Akibatnya, pemahaman materi kuliah menjadi dangkal dan daya ingat jangka panjang berkurang.
Dampak Akademik dari Multitasking
Penurunan Konsentrasi, Mahasiswa yang melakukan multitasking saat kuliah daring atau tatap muka cenderung lebih sulit fokus. Setiap notifikasi atau aktivitas non-akademik yang menyela proses belajar dapat mengurangi kedalaman pemahaman.
Pemahaman Materi Berkurang, Beberapa studi, seperti yang dilakukan oleh Junco & Cotten (2012), menemukan bahwa mahasiswa yang sering melakukan multitasking dengan media digital memiliki prestasi akademik yang lebih rendah. Mereka mengingat lebih sedikit informasi dan kurang mampu mengaitkan konsep secara mendalam.
Produktivitas Semu, Multitasking sering menimbulkan ilusi produktivitas. Mahasiswa merasa sibuk dan "menghasilkan banyak hal", padahal kualitas pekerjaan menurun. Misalnya, laporan yang dikerjakan sambil membuka banyak aplikasi cenderung memiliki lebih banyak kesalahan.
Dampak pada Prestasi Akademik, Penelitian di lingkungan perguruan tinggi di Indonesia menunjukkan bahwa multitasking selama kuliah daring berdampak pada menurunnya Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa. Hal ini terkait langsung dengan menurunnya fokus, meningkatnya prokrastinasi, dan menurunnya kemampuan menyelesaikan tugas secara tuntas.
Dampak Psikologis Multitasking pada Mahasiswa