Mohon tunggu...
Danu AbianLatif
Danu AbianLatif Mohon Tunggu... Politisi - Pekerjaan sebagai kuli orang

Hidup sederhana tapi menjalaninya tidak sesederhana itu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jendela dan Mataku

18 Januari 2024   21:48 Diperbarui: 18 Januari 2024   21:49 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jendela dan Mataku

(Karya: Danu Abian Latif)

Matahari menyinari Padang pasir itu

Apakah ia penasaran dengan gelapnya lembah

Yang tersembunyi dibalik terjalnya dinding batu

Apakah gelap itu enggan menampakan dirinya kepada mentari


Seperti mataku menatap dalamnya mata jendela itu

Entah berapa lama aku menatap aku tak juga melihat jatinya

Mataku mata jendela itu diringin air hujan ditepi atap itu

Dalam meratapi semakin dalam hingga ditelan sunyi

Aku hidupkan sebatang rokok sudah cukup membuatku setengah mati

Setengah lagi aku mati ditelan olehmu

 Asumsi tak dapat menggapai hiasan pintu jendela

Mataku menatap jendela menggapai isi ditelan asumsi

Apakah jendela itu yang akan menutup

Atau aku yang akan berpaling, asing dan hilang ditelang angin

Deras hujan mungkin menghantam atapnya, jendela tertutup dengan segala isinya

Mataku menutup  mengikuti angin yang bertiup

Mataku menatap jendela

Jendela dihadapan mataku

Matakuuuu

Matakuuu

Mataa aaaaaaaaa ah sial

Aku terlalu percaya dengan apa yang dilihat oleh mataku

Jendela tertutup dikantung mata yang berkantub

Semua sudah termaktub

Sekian semua usai dan akan aku tutup

(Kuala lumpur, 18 Januari 2024)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun