Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Toxic Masculinity, Ketika Lelaki Sulit Ekspresikan Emosi Negatif

17 September 2021   14:14 Diperbarui: 17 September 2021   18:00 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi toxic masculinity | Sumber: Shutterstock via lifestyle.kompas.com

Disadari atau tidak, hampir setiap lelaki sulit untuk mengungkapkan emosi negatif seperti menangis, mengungkapkan rasa kecewa, bahkan untuk curhat sekalipun.

Ketika ada laki-laki yang curhat atau menangis tentang masalah pribadi yang ia hadapi, tidak jarang orang-orang melabeli sebagai lelaki yang lemah atau cengeng. 

Padahal, ya namanya juga manusia pasti mempunyai emosi negatif yang harus dikeluarkan. Tidak baik juga menyimpan emosi negatif tersebut dalam diri, yang ada hanya menambah stress. 

Akibatnya, banyak di antara para kaum pria memilih untuk lari. Misalnya melampiaskannya dengan melakukan hobi, tetapi itu tidak menyelesaikan sama sekali. 

Saya pernah mengalaminya, yang saya lakukan hanya menyendiri di tempat ramai. Bahkan saya merokok untuk melampiaskan emosi negatif. 

Dalam kondisi normal saya bukan perokok. Namun, saya tidak mendapat apapun terkait cara menyendiri itu. 

Untungnya, ada satu teman saya yang dengan senang hati mendengar curhatan saya, rasanya beda sekali, lebih nikmat. 

Lelaki yang menangis sering dianggap sebagai lelaki lemah. Emosi-emosi negatif seperti itu biasanya diidentikan dengan perempuan, lelaki harusnya lebih kuat dan lebih tangguh.

Ternyata tuntutan pada lelaki untuk menjadi tangguh, maskulin, dan kuat dalam segala hal disebut dengan toxic masculinity. 

Mengutip verywellmind toxic masculinity setidaknya meliputi beberapa deifinisi di antaranya.

  1. Ketangguhan, definisi ini pria harus kuat secara fisik, emosional dan berperilaku agresif 
  2. Antifeminisme, gagasan ini beranggapan bahwa pria harus menolak segala sesuatu yang berkaitan dengan feminisme, misalnya menunjukkan emosi negatif seperti menangis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun