Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Toxic Masculinity, Ketika Lelaki Sulit Ekspresikan Emosi Negatif

17 September 2021   14:14 Diperbarui: 17 September 2021   18:00 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi toxic masculinity | Sumber: Shutterstock via lifestyle.kompas.com

Budaya tersebut hanya melahirkan kesenjangan gender saja. Tentu saja toxic masculinity harus kita cegah. Misalnya dalam lingkungan keluarga, tidak ada salahnya memberikan edukasi pada anak lelaki bahwa menangis itu wajar.

Penting juga untuk mengajari anak agar tidak mengeluarkan kata-kata yang merendahkan prempuan. Untuk itu, peran keluarga begitu penting. 

Pencegahan toxic masculinity sangat penting khususnya dalam lingkungan keluarga. Hal itu karena toxic masculinity bisa membuat efek domino yang tidak hanya merugikan lelaki, tetapi juga merugikan perempuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun